Wawancara. Ngobrol-ngobrol dengan kepala desa, perangkat desa, kelompok masyarakat, para petani atau penerima manfaat BLT-DD., mengenai apa yang ditemui saat perjalanan. Jika memungkinkan, rekam percakapan menggunakan aplikasi perekam suara.
Pengamatan Lapangan. Catat detail-detail kecil dari kegiatan di lapangan. Misalnya, saat musyawarah ada peserta yang ngotot sekalipun kegiatan tidak ada di Rencana Kegiatan Pemerintah Desa (RKPDes), atau yang tertidur, atau mungkin menggambarkan kondisi tempat rapat yang bocor, dan lain-lain.
Jangan lupa, catat sumber data dengan jelas. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan pembaca--saya sendiri sering lupa pada bagian ini...hehe.
3. Menyusun Artikel
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menyusun artikel. Struktur yang disarankan:
Pembukaan. Buat pembaca tertarik dengan pembukaan yang kuat. Misalnya, "Matahari siang itu terasa menyengat, memantulkan sinarnya pada butiran padi yang tergantung di bahu para petani. Dalam perjalanan menuju lokasi tugas, saya melihat beberapa petani sedang memanggul gabah, wajah mereka kelihatan lesu dan kusut, seperti menyimpan rasa kecewa yang dalam. Beban di pundak mereka bukan hanya padi yang baru dipanen, tetapi juga harapan yang terus-menerus dipertaruhkan pada nasib yang tak selalu berpihak.."
Isi. Bagi isi artikel menjadi beberapa subjudul. Setiap subjudul fokus pada satu aspek. Contohnya:
- Mengapa memilih naik motor, bersepeda, atau jalan kaki ke lokasi dampingan
- Langkah-Langkah Konkret yang Diambil (saat pendampingan)
- Hasil dan Dampak yang Dirasakan Warga
Penutup. Akhiri dengan kesimpulan (atau bisa juga ajakan). Contoh: "Dengan keputusan musyawarah tadi, solusi perlahan ditemukan. Bantuan teknologi pertanian dan akses pasar yang lebih luas yang telah dianggarkan dalam APBDes membuat petani mulai tersenyum lega. Beban berat yang mereka pikul terasa lebih ringan, sama seperti jalan yang saya tempuh kini terasa lebih landai—seolah mencerminkan harapan baru yang tumbuh di desa ini."
Tips Menulis dengan Gaya yang Mudah
Gunakan Kalimat Pendek dan Padat. Hindari kalimat panjang yang sulit dipahami. Misalnya, "Dengan segala upaya yang melibatkan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, warga, serta kelompok tani, desa ini pada akhirnya mampu mengolah beragam hasil tani lokal yang melimpah ruah menjadi makanan berkualitas tinggi yang bergizi, sehat, dan khusus diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi balita secara optimal." Alih-alih berpanjang lebar, sebaiknya menggunakan redaksi, "Desa ini berhasil mengolah hasil tani lokal menjadi makanan bergizi tinggi untuk balita."
Hindari Bahasa Jargon. Jika harus menggunakan istilah teknis, jelaskan artinya. Misalnya, "SDGs Desa adalah tujuan pembangunan berkelanjutan yang dirancang untuk desa-desa di Indonesia."
Gunakan Data dan Kutipan, misalnya "Menurut laporan BPS tahun 2022, desa ini berhasil mengurangi angka kemiskinan sebesar 10%."
4. Gunakan Referensi yang Valid
Gunakan referensi yang valid, misalnya:Â