Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apa Kabar NTB? Evaluasi Awal Program Makan Bergizi Gratis

8 Januari 2025   13:25 Diperbarui: 8 Januari 2025   15:45 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Kabar Siang tvOne, Simulasi MBG pelajar di Lombok Tengah (sumber: youtube.com/@tvOneNews)

Melihat lebih dalam, program MBG memang berpotensi besar membantu mengurangi masalah gizi yang selama ini menjadi perhatian serius di banyak daerah, termasuk di NTB. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya akses terhadap makanan bergizi, terutama keluarga miskin yang berada di wilayah-wilayah pelosok, mereka kesulitan mendapatkan bahan makanan yang cukup bergizi.

Program ini memberikan harapan baru, dengan memberikan akses langsung kepada anak-anak dan ibu hamil untuk mendapatkan makanan yang lebih seimbang. Namun, harapan tersebut harus disertai dengan pelaksanaan yang baik, terutama terkait dengan kualitas bahan makanan yang disediakan dan distribusinya yang tepat sasaran dan tepat waktu.

Di Lombok Tengah, sebagai contoh, meskipun 3.000 pelajar menjadi sasaran tahap pertama, jumlah siswa di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Tengah mencapai 8.000 orang. Ini menunjukkan bahwa meskipun angka yang terlibat dalam tahap pertama tergolong signifikan, masih banyak pelajar lain yang belum mendapatkan manfaat langsung dari program ini.

Oleh karena itu, sangat diperlukan penambahan kuota pada tahap selanjutnya agar semakin banyak anak yang dapat merasakan manfaat program ini tanpa menimbulkan kecemburuan. Namun, yang terpenting adalah memastikan bahwa makanan yang disediakan memiliki nilai gizi yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan gizi masing-masing anak.

Sebagai pendamping desa yang terlibat dalam berbagai inisiatif sosial di daerah, percaya bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada evaluasi berkelanjutan. Pemerintah perlu memantau dengan seksama pelaksanaan di lapangan, termasuk pemenuhan bahan makanan yang bergizi dan distribusi yang merata.

Peran aparat desa dan tenaga pendamping sangat vital untuk memastikan bahwa program ini sampai ke tangan yang membutuhkan, tanpa ada penyimpangan dalam prosesnya. Selain itu, meskipun program ini bertujuan mengurangi beban pengeluaran keluarga, tidak serta-merta masalah gizi dapat diselesaikan hanya dengan memberikan makanan gratis.

Pemahaman terhadap keberagaman kebutuhan gizi anak-anak di berbagai daerah, yang dapat berbeda-beda, merupakan tantangan besar bagi pemerintah dalam merancang menu yang sesuai. Setiap daerah memiliki kondisi dan kebutuhan spesifik, yang memerlukan pendekatan yang lebih tepat dan adaptif.

Mengenai menu yang disediakan dalam program ini, meskipun belum terlaksana di NTB, sudah memiliki gambaran bahwa makanan yang akan diberikan terdiri dari susu, telur, daging, sayuran, dan menu lainnya sesuai dengan aturan Badan Gizi Nasional. Namun, ada tantangan tersendiri dalam penerapannya. Tidak semua anak mungkin menyukai makanan yang disediakan.

Faktor preferensi dan kebiasaan makan anak-anak menjadi hal yang harus dipertimbangkan agar mereka tetap mengonsumsi makanan bergizi tersebut. Jika menu yang diberikan tidak sesuai dengan selera anak, maka tujuannya untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka bisa saja tidak tercapai. Hal ini memerlukan evaluasi dan penyesuaian menu yang lebih fleksibel di masa mendatang.

Selain itu, meskipun program ini menawarkan makanan gratis, orangtua tetap perlu berhati-hati dan teliti, terutama dalam mengawasi pelaksanaannya. Banyak anak yang akan terlibat dalam program ini, dan potensi penyimpangan atau kesalahan dalam distribusi tentu saja ada.

Untuk itu, diperlukan pengawasan yang ketat, baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat, untuk memastikan program ini berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Selain itu, pengawasan juga penting untuk mencegah penyalahgunaan atau ketidaksesuaian dalam pengelolaan dana dan bahan makanan yang digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun