Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Desa Tematik dan Kemungkinan Peran Tambahan Pendamping Desa

2 Januari 2025   14:04 Diperbarui: 2 Januari 2025   14:04 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yandri Susanto, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, (sumber: https://nasional.kompas.com/read/2024/10/14/15454321/)

Dalam dinamika pembangunan desa yang terus berkembang, konsep desa tematik menjadi wacana menarik yang digagas pemerintah guna mempercepat pencapaian ketahanan pangan. Presiden Prabowo Subianto, melalui Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menyampaikan rencana ini.

Ide desa tematik, seperti “desa padi” atau “desa jagung,” menempatkan setiap desa pada peran spesifik sesuai potensi lokalnya. Namun, bagaimana implementasi konsep ini dan apa peran pendamping desa ke depan?

Pendamping desa, sebagai ujung tombak program pembangunan desa, memiliki peran vital dalam menghubungkan kebijakan nasional dengan kebutuhan lokal desa. Dalam kerangka desa tematik, pendamping tidak hanya berfungsi sebagai fasilitator tetapi juga sebagai agen perubahan.

Peran teknis pendamping diprediksi akan lebih terarah pada penguatan kapasitas warga desa, terutama dalam memahami dan menjalankan modul-modul yang sedang disusun oleh Kementerian Desa (Tirto, 2024). Misalnya, dalam konteks “desa padi,” pendamping harus memastikan bahwa petani mendapatkan pelatihan intensif tentang teknologi pertanian modern.

Tugas teknis lainnya melibatkan pemetaan potensi desa. Pendamping harus mampu menganalisis sumber daya yang ada, baik alam maupun manusia, untuk menentukan jenis tematik yang paling sesuai. Dalam hal ini, pendekatan partisipatif menjadi kunci keberhasilan.

Pendamping perlu mengedukasi masyarakat agar terlibat aktif dalam pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan teori pembangunan berbasis komunitas yang menekankan pentingnya kolaborasi lokal dalam merancang kebijakan (Chambers, 1994).

Secara non-teknis, peran pendamping desa akan bertransformasi menjadi katalis sosial yang mendorong solidaritas dan semangat kolektif. Dalam konteks desa tematik, keberhasilan program sangat bergantung pada tingkat kebersamaan masyarakat desa.

Pendamping desa perlu memainkan peran sebagai mediator konflik jika terjadi perbedaan pandangan terkait fokus tematik yang dipilih. Mereka juga bertugas memperkuat modal sosial, seperti kepercayaan antarwarga, yang menjadi fondasi penting dalam keberlanjutan program.

Tantangan utama dalam implementasi desa tematik adalah memastikan bahwa pendekatan ini tidak terjebak pada homogenisasi potensi desa. Tidak semua desa cocok difokuskan pada satu tematik tertentu. Karenanya, fleksibilitas dan adaptasi menjadi aspek yang harus diutamakan oleh pendamping desa.

Mereka perlu mengadvokasi kebijakan yang tidak hanya mempertimbangkan potensi ekonomi tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan inklusivitas sosial. Menurut laporan BPSDM Kemendes, pendekatan holistik menjadi kunci keberhasilan pembangunan desa (Kemendes, 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun