Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Beryn, lahir di Pulau Seribu Masjid, saat ini mengabdi pada desa sebagai TPP BPSDM Kementerian Desa dengan posisi sebagai TAPM Kabupaten. Sebelumnya, ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beryn memiliki minat pada isu sosial, budaya, dan filsafat Islam. Saat kuliah, Beryn pernah mencoba berbagai aktivitas umumnya seperti berorganisasi, bermain musik, hingga mendaki gunung, meskipun begitu satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya adalah menikmati secangkir kopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cahaya di Lingkar Kabut (7)

22 Oktober 2024   11:48 Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:03 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: https://www.bing.com/images/)

"Apa itu?" tanya Hendra, matanya waspada.

Burhan melihat sekeliling, memastikan tak ada orang di dekat mereka, lalu berkata, "Saksi kunci yang akan muncul di persidanganmu, dia disembunyikan oleh orang-orang besar, Ndra. Bukan cuma Arman yang terlibat."

Hendra tertegun. "Maksudmu?"

"Ini lebih dari sekadar rekayasa video atau konspirasi kecil di level desa. Ada permainan lebih besar di sini," Burhan menatap Hendra tajam, seolah memberi isyarat bahwa yang ia katakan bukan main-main. "Para jenderal, menteri... mereka semua terlibat."

Hendra tak bisa berkata apa-apa. Bagaimana bisa masalah yang bermula dari tuduhan rekayasa kecil berkembang sebesar ini?

"Di desamu, ada sesuatu yang mereka incar, Ndra. Mereka sudah lama merencanakan ini. Desa dampinganmu itu bukan desa biasa. Di bawah tanahnya, terkubur cadangan mineral yang sangat berharga---emas, tembaga, dan mineral langka lainnya. Para penguasa itu tahu, jika kau terus mengedukasi warga desa, mereka akan semakin sulit untuk menguasai tanah itu."

Pikiran Hendra seakan melayang. Mineral? Emas? Tembaga? Ia tak pernah menduga, desa kecil yang selama ini ia dampingi, desa yang tampak damai dan tak menonjol, ternyata menyimpan rahasia besar. Tidak heran, segala cara digunakan untuk menjatuhkannya.

Burhan melanjutkan, "Orang-orang di level atas itu tidak mau penduduk desa jadi cerdas. Jika mereka tahu potensi tanah mereka sendiri, akan sulit bagi mereka untuk dieksploitasi. Itu sebabnya mereka memanipulasi Arman, memaksanya untuk memfitnahmu. Kasus video itu hanyalah puncak gunung es. Mereka tidak peduli kau bersalah atau tidak. Yang mereka inginkan hanyalah menyingkirkanmu."

Hendra merasa sesak. Ini lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Bukan hanya Arman yang menjadi lawannya, tapi juga kekuatan-kekuatan besar yang tak terlihat---orang-orang berpengaruh yang siap menghancurkannya hanya untuk mempertahankan kekuasaan dan kekayaan mereka.

"Saksi kunci itu... kenapa dia baru muncul sekarang?" tanya Hendra, mencoba merangkai kepingan-kepingan teka-teki yang baru saja ia dengar.

Burhan tersenyum getir. "Saksi itu selama ini disembunyikan. Dia tahu terlalu banyak. Kalau dia bicara di pengadilan, akan ada banyak rahasia yang terbongkar. Tapi mereka tidak bisa membiarkan dia hilang selamanya. Karena itu, mereka membiarkannya muncul sekarang, tapi dengan syarat. Mereka akan membuatnya bicara, tapi hanya sesuai dengan narasi mereka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun