Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Beryn, lahir di Pulau Seribu Masjid, saat ini mengabdi pada desa sebagai TPP BPSDM Kementerian Desa dengan posisi sebagai TAPM Kabupaten. Sebelumnya, ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beryn memiliki minat pada isu sosial, budaya, dan filsafat Islam. Saat kuliah, Beryn pernah mencoba berbagai aktivitas umumnya seperti berorganisasi, bermain musik, hingga mendaki gunung, meskipun begitu satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya adalah menikmati secangkir kopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cahaya di Lingkar Kabut (6)

20 Oktober 2024   05:03 Diperbarui: 20 Oktober 2024   06:02 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: https://www.bing.com/images/create/)

-----Sebelumnya Cahaya di Lingkar Kabut Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4 | Bagian 5 

Pengacara itu menghela napas panjang. "Kami sedang menyelidikinya. Nama saksi itu muncul dalam dokumen awal penyelidikan, namun entah bagaimana, ketika kasus Anda disidangkan, ia tidak pernah dipanggil."

Pikiran Hendra berputar cepat, mencoba mengingat detail-detail kecil dari persidangannya yang berlangsung penuh ketegangan. Ia ingat banyak hal yang terasa janggal, terutama kesaksian-kesaksian yang dihadirkan hanya untuk memperkuat tuduhan terhadapnya, sementara bukti yang ia harapkan justru hilang begitu saja. Namun, siapa saksi kunci ini?

"Saya belum bisa menyebutkan namanya sekarang," lanjut pengacara itu, "Tapi kami akan segera memanggilnya dalam sidang peninjauan kembali. Jika saksi ini dapat memberikan kesaksian yang benar, maka peluang Anda untuk bebas cukup besar."

Mendengar itu, Hendra merasakan harapan baru menyala di dadanya. Ia sudah lama berada di titik terendah hidupnya, namun kini, ada secercah cahaya di ujung lorong gelap.

"Tapi ingat, ini masih proses panjang," pengacara itu memperingatkan. "Banyak hal yang bisa berubah, terutama dengan orang-orang seperti Arman di luar sana yang masih punya pengaruh. Mereka tak akan tinggal diam begitu saja."

Nama Arman membuat jantung Hendra berdegup kencang. Ia tahu bahwa kebebasan bukan hanya soal membuktikan dirinya tidak bersalah, tetapi juga harus berhadapan kembali dengan musuh lamanya, yang entah apa rencana selanjutnya. Arman pasti akan melakukan segala cara untuk menghancurkannya.

Setelah pertemuan itu, Hendra kembali ke selnya dengan pikiran yang berputar. Malam itu, ia tidak bisa tidur. Di satu sisi, ia penuh harapan bahwa keadilan akhirnya bisa ditegakkan, namun di sisi lain, ia merasakan bahaya yang semakin dekat. Jika saksi kunci ini muncul, apa yang akan dilakukan oleh orang-orang yang selama ini berusaha menyingkirkannya? Apakah hidupnya benar-benar akan berubah?

Keesokan harinya, kabar tentang peninjauan kembali Hendra mulai menyebar di lapas. Burhan, sahabat lamanya yang kini selalu di sisinya, memberikan dukungan moral. "Hei, kalau itu beneran terjadi, kau bisa keluar dari sini. Tapi hati-hati, Hendra. Banyak orang di luar sana yang nggak suka kau dapat kesempatan ini."

Hendra hanya bisa mengangguk. Ia tahu bahwa langkah berikutnya akan sangat krusial. Mungkinkah ia benar-benar bisa membersihkan namanya, atau semua ini hanya jebakan lain yang dirancang oleh musuh-musuhnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun