Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cahaya di Lingkar Kabut (6)

20 Oktober 2024   05:03 Diperbarui: 20 Oktober 2024   06:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: https://www.bing.com/images/create/)

Namun satu hal yang membuatnya tetap bertahan adalah keyakinan bahwa kebenaran, seberapa pun sulitnya, pasti akan terungkap. Sekarang, Hendra hanya bisa menunggu dan melihat bagaimana nasibnya akan berubah dalam waktu dekat.

Dan di luar sana, di luar tembok-tembok penjara, kekuatan yang selama ini menentangnya mungkin sedang merencanakan sesuatu. Arman, yang pernah terjerat kasus korupsi namun lolos dengan mudah, pasti tidak akan membiarkan Hendra bebas begitu saja. Kabar tentang saksi kunci yang tiba-tiba muncul bisa saja menjadi alasan bagi Arman dan para sekutunya untuk kembali menutup mulut.

Namun siapa saksi kunci itu? Dan mengapa ia tidak dihadirkan sebelumnya? Apakah ada konspirasi yang lebih besar dari yang Hendra bayangkan selama ini?

Semua ini masih menjadi misteri. Hendra tahu bahwa perjalanannya belum berakhir.

-----

Beberapa minggu setelah pengacara pengadilan memberi tahu tentang peninjauan kembali, kehidupan Hendra di dalam penjara terasa seperti berjalan lambat, namun penuh ketegangan. Setiap malam dia terjaga, merenungi semua hal yang telah menimpanya. Di satu sisi, ia menunggu sidang yang dijanjikan. Di sisi lain, ia tak bisa berhenti memikirkan siapa saksi kunci yang disebut-sebut oleh pengacaranya. Semua pertanyaan itu seperti kabut gelap yang menyelubungi pikirannya, tapi dia tahu, harapan masih ada.

Suatu hari, seorang petugas lapas datang ke selnya dan memanggilnya. "Hendra, ada seseorang ingin bertemu denganmu," katanya. Hendra mengernyitkan dahi, merasa tak ada lagi yang akan menjenguknya selain Burhan, yang selalu ada di sekitarnya. Tapi kali ini, rasa penasaran menyelimuti pikirannya.

Ia dibawa ke ruang kunjungan, dan begitu tiba, ia melihat sosok yang familiar, berdiri dengan pakaian rapi dan wajah tegang. Mata Hendra membelalak. Itu Arman.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hendra dengan nada tajam, ketidakpercayaan tergambar jelas di wajahnya.

Arman tersenyum tipis, sebuah senyum yang tak menyimpan kebaikan apa pun. "Aku hanya ingin memberimu salam perpisahan, Hendra. Waktu kau di luar sudah selesai."

Hendra menatapnya dengan tatapan bingung. "Apa maksudmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun