Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Beryn, lahir di Pulau Seribu Masjid, saat ini mengabdi pada desa sebagai TPP BPSDM Kementerian Desa dengan posisi sebagai TAPM Kabupaten. Sebelumnya, ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beryn memiliki minat pada isu sosial, budaya, dan filsafat Islam. Saat kuliah, Beryn pernah mencoba berbagai aktivitas umumnya seperti berorganisasi, bermain musik, hingga mendaki gunung, meskipun begitu satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya adalah menikmati secangkir kopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cahaya di Lingkar Kabut (6)

20 Oktober 2024   05:03 Diperbarui: 20 Oktober 2024   06:02 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau pikir permohonan PK-mu itu benar-benar akan mengubah segalanya? Kau pikir dengan seorang saksi kunci, kau bisa bebas begitu saja? Hendra, kau masih belum paham, bukan? Dunia ini bukan tentang siapa yang benar dan siapa yang salah, melainkan tentang siapa yang memiliki kekuasaan." Arman mencondongkan tubuhnya ke depan, suaranya semakin rendah, tapi penuh ancaman. "Dan kekuasaan itu ada di tanganku."

Hendra mencengkeram kursinya, berusaha menjaga agar kemarahannya tidak meledak di sana. "Aku akan membuktikan kebenaran. Apa pun yang kau lakukan, aku tak akan menyerah."

Arman tertawa kecil. "Buktikanlah. Lihat saja berapa lama lagi kau bisa bertahan. Dan kau tahu? Ada yang lebih menarik dari sekadar kebebasanmu." Dia berdiri, menepuk bahu Hendra dengan sinis. "Saksi kunci itu... mungkin tidak akan pernah sampai ke ruang sidang."

Ucapan Arman membuat darah Hendra mendidih. "Apa maksudmu?"

"Sederhana saja," jawab Arman, dengan suara yang penuh kepastian. "Saksi itu... mungkin sudah hilang." Dia menatap Hendra sejenak sebelum melangkah pergi, meninggalkan Hendra dengan kepala penuh pertanyaan yang menambah kegalauan hatinya.

---Bersambung 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun