Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cahaya di Lingkar Kabut (2)

13 Oktober 2024   08:21 Diperbarui: 13 Oktober 2024   19:02 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami memutuskan untuk membatalkan relokasimu, Hendra," lanjut pejabat itu. "Bukan hanya itu, kami mempertimbangkan untuk mempromosikanmu sebagai PD sekaligus menggantikan Arman sebagai koordinator, mengingat kinerjamu yang ternyata sangat luar biasa."

Hendra terdiam. Ia tak percaya apa yang baru saja didengarnya. Perjuangan panjang melawan ketidakadilan ini akhirnya berbuah manis. Namun, ia tahu, ini bukan hanya kemenangannya. Ini adalah kemenangan warga desa yang telah berdiri di sisinya, memperjuangkan apa yang benar.

Sementara itu, di sudut ruangan, Arman tampak lemas, menyadari bahwa rencananya untuk menyingkirkan Hendra telah gagal. Kini, ia tak lagi bisa menutupi ketidakmampuannya di balik posisi yang ia pegang.

-----

Hari itu, Hendra melangkah keluar dari sekretariat TA Kabupaten dengan perasaan lega. Matahari mulai terbenam di ufuk barat, tapi bagi Hendra, hari baru telah terbit. Bukan hari yang penuh ambisi atau jabatan, tetapi hari di mana keadilan kembali berpihak pada yang benar.

Dengan senyum penuh syukur, Hendra memandang ke langit. Ia tahu perjalanan ini masih panjang, tapi selama ia bekerja dengan hati, tak ada ketidakadilan yang bisa bertahan lama.

Beberapa bulan setelah Hendra mendapatkan promosi sebagai Koordinator Kecamatan, kabar menggemparkan datang dari desa sebelah. Arman, yang telah berusaha keras menyingkirkan Hendra, tertangkap tangan melakukan tindakan korupsi. Berita itu menyebar cepat, menggemparkan seluruh kecamatan dan wilayah sekitarnya.

Arman diduga bekerja sama dengan beberapa oknum sekretaris desa dan perangkat desa menggelembungkan anggaran pelatihan di beberapa desa. Laporan yang diajukan oleh warga menyebutkan bahwa biaya pelatihan yang seharusnya hanya membutuhkan sebagian kecil dari anggaran, justru diambil lebih dari separuhnya untuk kepentingan pribadi. Arman bersama rekan-rekannya diduga menyimpan uang tersebut untuk membiayai kehidupan mereka yang serba mewah di balik tugasnya sebagai pelayan masyarakat desa.

Ketika aparat datang untuk menyelidiki, mereka menemukan bukti kuat: kwitansi palsu, laporan keuangan fiktif, dan transfer dana yang mengarah langsung ke rekening Arman dan para sekongkolnya. Tak butuh waktu lama, Arman pun ditangkap, dan kasusnya menjadi buah bibir di seluruh kecamatan.

Hendra mendengar kabar itu saat sedang memimpin rapat di salah satu desa dampingannya. Tak ada perasaan puas atau dendam dalam dirinya. Hatinya tetap tenang, seperti air yang jernih mengalir di sungai. Hendra selalu percaya bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan meski ia sering menjadi korban kebencian dan fitnah, kebenaran selalu menemukan jalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun