Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

BUMDes-mu Hidup Segan Mati Tak Mau? Ini Tips Bikin BUMDes Naik Daun

10 Oktober 2024   17:51 Diperbarui: 10 Oktober 2024   18:20 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tahu, mendampingi BUMDes yang, ibarat kata pepatah “hidup segan mati tak mau” itu mirip kayak ngajarin kucing berenang—susah-susah gampang, tapi tetap harus dicoba. Apalagi kalau ada masalah tambahan, misalnya kepala desa nggak mau kasih modal karena nggak percaya sama pengurus BUMDes.

Wah, ini tantangan tingkat dewa! Tapi tenang, dengan sedikit kreativitas dan pendekatan yang asyik, BUMDes yang lesu bisa dibuat comeback dan bikin kepala desa balik kepercayaannya. Yuk, kita bahas tips dan inovasinya dengan cara santai biar nggak ngebosenin!

Audit-Audit Santai, Tapi Serius!

Nah, langkah pertama nih: lakukan audit. Tenang, ini bukan audit yang bikin kening berkerut kayak hitungan aljabar, tapi lebih ke “cek-cek asik.” 

Coba lihat deh, kenapa BUMDes kita ini adem ayem nggak ngapa-ngapain.

Cek laporan keuangan, cek apa sih produk atau layanan BUMDes, apakah masih sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau malah cuma jadi hiasan doang. Kalau perlu, undang “tukang audit lokal” (kamsudnya, orang yang paham keuangan) buat bantu ngeberesin laporan biar rapi dan transparan. Biar kepala desa nggak deg-degan lagi soal uang.

Ganti Pengurus BUMDes? Hmmm...

Eits, ini bukan soal bikin “drama Korea” di desa ya. Tapi, kalau pengurus BUMDes-nya dianggap kurang bisa diandalkan sama kepala desa, nggak ada salahnya “dicasting” ulang! 

Cari orang yang punya semangat kayak anak baru lulus, nggak harus yang paham semua soal bisnis, yang penting mau belajar dan jujur.

Biar makin asyik, bikin musyawarah desa. Jadikan pemilihan pengurus BUMDes kayak ajang pemilihan ketua kelas dulu—serius tapi tetap fun. Nah, dengan begitu, si kepala desa bisa lihat kalau pengurus baru punya “bensin” untuk jalankan BUMDes.

Transparansi Itu Kunci, Bro!

Kalau kepala desa nggak percaya, ya salah satu solusinya: kasih dia akses penuh buat ngecek BUMDes kapan pun! Bikin laporan keuangan yang rapi, update tiap bulan. 

Ilustrasi Kades lagi ngecek BUMDes lewat HP (Sumber: https://www.bing.com/images/create/gambar-bersebelahan2c)
Ilustrasi Kades lagi ngecek BUMDes lewat HP (Sumber: https://www.bing.com/images/create/gambar-bersebelahan2c)

Biar makin keren, pake aplikasi akuntansi sederhana, yang bahkan bisa diakses lewat HP.

Jadi, tiap ada pemasukan, kepala desa bisa langsung cek tanpa harus nunggu rapat tahunan. Transparansi bikin kepala desa nggak pusing dan BUMDes pun berasa kayak “usaha profesional.”

Kerjasama dengan Pihak Ketiga, Siapa Takut?

Kepala desa males kasih modal? Coba cari sumber modal lain! Nggak melulu dari APBDes, BUMDes bisa cari mitra kerjasama, misalnya dengan koperasi, UMKM, atau bahkan swasta. 

Bisa aja BUMDes bikin program kreatif, kayak misal penyewaan alat-alat tani, atau jasa antar jemput hasil panen.

Selain bikin bisnis makin hidup, kepala desa jadi nggak takut lagi buat nyuntikin modal, karena ada pihak ketiga yang juga ikutan ngawasi. Sekalian bikin semua makin percaya diri!

Ilustrasi pengawan warga sebagai pihak ketiga (Sumber: https://www.bing.com/images/create/gambar-bersebelahan2c)
Ilustrasi pengawan warga sebagai pihak ketiga (Sumber: https://www.bing.com/images/create/gambar-bersebelahan2c)

Produk Lokal: Jurus Jitu Bikin Laku Keras!

Nah, ini nih. Kalau BUMDes-nya sekadar punya usaha “toko kelontong” yang nggak beda jauh sama toko sebelah, jelas bakal susah bersaing. 

Yuk, coba tengok-tengok lagi potensi desa. Apa yang unik? Mungkin ada kerajinan khas desa, produk pertanian unggulan, atau spot wisata tersembunyi yang bisa dijual.

Fokuslah pada produk unggulan desa, terus pasarkan dengan gaya kekinian, bisa lewat media sosial atau jualan online. Siapa tau BUMDes kita malah jadi sorotan nasional!

Berpikir Kreatif dengan Modal Sosial

“Kalau nggak ada modal uang, ya pakai modal sosial!”—gitu kata orang bijak.

Kepala desa males ngeluarin duit? Coba kasih ide modal non-tunai. Misalnya, aset desa kayak tanah atau bangunan bisa diserahkan ke BUMDes buat dikelola. Contohnya, bangunan bekas kantor desa dijadiin co-working space buat warga atau dibuat usaha pertanian organik. Modal bukan melulu duit, kadang yang penting kreatifitas!

Bikin Program yang Menggigit, Bukan Asal Gigit!

Nah, biar BUMDes nggak cuma jadi “pajangan,” bikin program usaha yang langsung nyambung dengan kehidupan warga.

Misalnya, usaha pengelolaan sampah desa, yang selain menghasilkan duit, juga bikin desa lebih bersih. Atau, BUMDes bisa bantu warga jual hasil bumi lewat marketplace online, jadi produk-produk desa bisa dikenal di kota besar. Bikin usaha yang double combo---menguntungkan warga sekaligus bikin bangga desa!

Belajar dari yang Udah Sukses

Kadang, inspirasi datang dari melihat contoh sukses. Jadi, kenapa nggak ajak pengurus BUMDes untuk studi banding ke desa lain yang BUMDes-nya udah moncer?

Bisa belajar langsung, melihat gimana cara mereka ngelola, dan siapa tahu ketularan semangatnya. Setelah pulang, langsung aplikasikan ide-ide segar. Kepala desa pasti lebih percaya kalau kita bisa buktikan BUMDes kita nggak kalah sama desa sebelah!

Pendekatan Personal dengan Kades

Kadang, masalah kepercayaan itu bukan soal pengurus BUMDes yang salah, tapi mungkin karena kepala desa belum “sreg” aja.

Jadi, coba ajak diskusi santai. Nggak usah serius kayak rapat RT, tapi lebih kayak ngobrol sambil ngopi. Bikin kepala desa merasa dilibatkan dalam setiap langkah yang BUMDes ambil. Kalau dia udah merasa bagian dari BUMDes, pasti rasa percayanya bakal tumbuh.

Tiru BUMDes Gaul

BUMDes sekarang udah banyak yang “gaul.” Mereka pake sosial media buat branding usaha, dari Facebook, Instagram, sampe TikTok. 

Buat konten-konten kreatif soal produk atau jasa yang dijual. Misalnya, video tentang proses pengolahan hasil bumi, atau jasa BUMDes yang bikin hidup warga jadi lebih mudah. Bikin keren deh, biar BUMDes nggak kalah sama usaha lain. Kalau BUMDes mulai terkenal, kepala desa pasti bangga dan nambah modal tanpa ragu!

________

Nah, itulah tips-tips sederhana tapi nendang buat bikin BUMDes hidup lagi dan kepala desa kembali percaya. Intinya, BUMDes itu harus inovatif, transparan, dan melibatkan semua pihak. Kalau BUMDes udah berjalan dengan baik, bukan cuma kepala desa yang senyum-senyum, warga desa juga ikut ngerasain manfaatnya! Jadi, ayo kita bikin BUMDes comeback lebih keren dan berdaya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun