Nah, ini nih. Kalau BUMDes-nya sekadar punya usaha “toko kelontong” yang nggak beda jauh sama toko sebelah, jelas bakal susah bersaing.
Yuk, coba tengok-tengok lagi potensi desa. Apa yang unik? Mungkin ada kerajinan khas desa, produk pertanian unggulan, atau spot wisata tersembunyi yang bisa dijual.
Fokuslah pada produk unggulan desa, terus pasarkan dengan gaya kekinian, bisa lewat media sosial atau jualan online. Siapa tau BUMDes kita malah jadi sorotan nasional!
Berpikir Kreatif dengan Modal Sosial
“Kalau nggak ada modal uang, ya pakai modal sosial!”—gitu kata orang bijak.
Kepala desa males ngeluarin duit? Coba kasih ide modal non-tunai. Misalnya, aset desa kayak tanah atau bangunan bisa diserahkan ke BUMDes buat dikelola. Contohnya, bangunan bekas kantor desa dijadiin co-working space buat warga atau dibuat usaha pertanian organik. Modal bukan melulu duit, kadang yang penting kreatifitas!
Bikin Program yang Menggigit, Bukan Asal Gigit!
Nah, biar BUMDes nggak cuma jadi “pajangan,” bikin program usaha yang langsung nyambung dengan kehidupan warga.
Misalnya, usaha pengelolaan sampah desa, yang selain menghasilkan duit, juga bikin desa lebih bersih. Atau, BUMDes bisa bantu warga jual hasil bumi lewat marketplace online, jadi produk-produk desa bisa dikenal di kota besar. Bikin usaha yang double combo---menguntungkan warga sekaligus bikin bangga desa!
Belajar dari yang Udah Sukses
Kadang, inspirasi datang dari melihat contoh sukses. Jadi, kenapa nggak ajak pengurus BUMDes untuk studi banding ke desa lain yang BUMDes-nya udah moncer?