Jempol terbalik, mirip adegan pertarungan berdarah di Colloseum pada zaman Kekaisaran Roma antara Commodus dan Maximus di film Gladiator. Commodus pembunuh Kaisar Roma, Marcus Aurelius, di tengah pertarngan menjungkirkan jempolnya, sebagai perintah agar Maximus membunuh lawan kuatnya. Tapi Maximus menolak.
Beberapa kepala dinas melihat isyarat gubenur itu. Sebagian ikut membalikkan ibu jari. Sementara yang lain ragu. Kak Jai, juga melihat. Tapi wajahnya tak berekspresi. Sementara rona gubenur terlihat merdeka dengan senyum kemenangan. Â
Seniman lain hanya bengong. Ada yang setuju dan tidak atas sikap Jastin malam itu. Erwin, Sutarman dan Pardiman hanya saling pandang. Sutarman melirik. Kedua tangannya terlipat di dadanya. Sesaat menghela napas panjang. Tak jelas maknanya.
Apapun sikap dan pendapat para seniman malam itu, bukan urusan bagi Jastin. Para tau tak banyak tahu, malam itu Jastin sedang membutuhkan biaya pengobatan anaknya yang opname di rumah sakit.
Melihat itu, malaikat hanya berbisik ke telinga gubernur : pacak nian, kau tu Pak Gub! Malam ini, Tuhan pun kau gusur posisinya!
Jl. Seruni - Palembang, 18 Juli 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H