Dari hasil pengamatan yang dilakukan CI selama periode September 2017 - Agustus 2018, tercatat sebanyak 59 ekor hiu paus yang telah teridentifikasi meski baru 9 individu yang telah di tagging. Hiu paus yang paling panjang yang pernah dilihat sekitar 10,8 meter, namun yang paling sering ditemui adalah anaknya-anaknya.
Data tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah dengan melihat tingkat kemunculan hiu paus di bagan (perahu besar, biasa digunakan untuk mencari ikan) nelayan yang selalu ada setiap harinya.
Kemunculan hiu paus sebenarnya sepanjang tahun, hanya saja yang paling sering sekitar bulan Juli hingga November, bertepatan dengan musim ebi. Ebi (Acetes)- cikal bakal terasi, merupakan makanan si hiu paus. Selain pada rentang waktu tersebut, kemunculannya berpindah-pindah di beberapa titik di Teluk Saleh termasuk di Gili Dua hingga dekat perairan Pulau Moyo.
Menurut salang seorang konsultan CI, selain whale shark, ada beberapa spesies langka lainnya yang dia temui selama melakukan kegiatan konservasi di Teluk Saleh seperti Pari Manta (Mobula alfredi), Sperm whale, Penyu Belimbing dan Penyu Hijau.
Sebagai wujud keinginan untuk berkembang pada bidang pengelolaan wisata bahari, Desa labuhan Jambu akhirnya turut ambil bagian pada saat penyelenggaraan Festival Sail Moyo - Tambora tahun 2018 dengan menampilkan PESONA HIU PAUS.
Saat itu, Wakil Bupati Sumbawa juga menyempatkan diri hadir dan melihat secara langsung kemunculan hiu paus di teluk saleh. Beliau sangat mengapresiasi inisiatif  Pemerintah Desa Labuhan Jambu untuk membangun wisata hiu paus yang berkelanjutan.
Menurutnya, keberadaan desa Labuhan Jambu melalui Pokdarwis akan membawa manfaat  bagi pembangunan Kabupaten Sumbawa khususnya pada bidang Pengelolaan wisata bahari.
Potensi yang ada saat ini di Teluk Saleh harus segera dikelola dengan baik, karena kedepan diharapkan akan mampu menyumbang PAD Kabupaten dan Provinsi NTB dari sektor wisata bahari.
Dengan demikian, wisata hiu paus di Desa Labuhan Jambu perlu menjadi perhatian bersama, baik oleh pemerintah desa, kabupaten, provinsi bahkan pemerintah pusat untuk terus mendorong pengelolaan wisata hiu paus ini secara maksimal melalui program-program strategis pemerintah
Memang hingga saat ini, keterbatasan fasilitas pendukung pariwisata menjadi kendala besar yang dirasakan oleh pengelola wisata hiu paus. Pengelola belum mampu memberikan pelayanan maksimal kepada para wisatawan sehingga ikut berpengaruh pada harga paket wisata yang ditawarkan.