Artinya: Zuhud adalah meninggalakan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
Makna yang terkandung pada hadits dan maqolah diatas adalah, bahwa kita sebagai muslim yang ingin mendapatkan cinta nya Allah adalah, dengan tidak bergantung kepada urusan duniawi.
Banyak sekali para alim dan ulama yang memberikan contoh perilaku zuhud terhadap dunia, diantaranya adalah Sayyidatuna Khadijah rhadiyallahu anha yang mewaqafkan seluruh harta kekayaan nya kepada Rasul agar dijadikan bantuan untuk berdakwah dijalan Allah
Makna yang selanjutnya adalah, jangan sampai perkara dunia yang selalu kita kejar sampai akhirnya kita melupakan perkara akhirat kita.
Rasulullah pernah bersabda dalam haditsnya :
Artinya: "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi."
Syekh Mutawalli asy-Sy'rawi dalam Tafsir asy-Sya'rawi menjelaskan mengenai hadits tersebut bahwa jika kita tidak bisa mendapatkan sesuatu dari dunia ini pada hari ini, maka berpikirlah sesungguhnya kita akan hidup lama dan akan mendpatkan nya esok hari. Sedangkan untuk perkara akhirat, kita harus bersegera meraihnya jangan tunggu sampai besok dan berpikirlah bahwa mungkin saja kita besok akan mati.
2. Zuhud dalam sesuatu yang dimiliki oleh manusia.
Selanjutnya untuk mendapatkan cinta nya manusia yang lain adalah zuhud terhadap harta yang dimiliki oleh orang lain, karena dengan begitu akan lahirlah dalam diri kita sifat yang baik seperti qona'ah dan akan menghilangkan sifat yang buruk seperti hasad dan dengki.
Para ulama khusus nya para ahli sufi selalu mengajarkan kepada kita tentang perkara zuhud. Mereka selalu merasa cukup dengan apa yang dimiliki untuk hari ini dan sisa dari waktunya digunakan untuk beribadah kepada Allah.
Salah satunya adalah Al-Imam Abi Hasan Asy-Syadzili. Beliau pernah ditanya tentang bagaimana beliau bisa mendapatkan kududkan yang amat tinggi, lalu beliau menjawab "aku tidak pernah mendatangi para raja, dan tidak peduli dengan urusan mereka