Menurut korlap, jalan menuju puncak lincing hanya sekitar 500-700 meter. Tetapi dengan medan yang curam dan banyak menanjak, perjalanan kami terasa sangat pegal. Bahkan kami sampai mengeluh "ini kita lagi naik gunung apa naik tebing sih?!".
Walau diiringi banyak keluhan dan deru nafas yang semakin tak beraturan, but look, we made it on top! Segala rasa capai dan keringat terasa langsung menguap ketika kita menyadari bahwa kita berhasil mencapai puncak dengan pemandangan yang tidak diragukan lagi bagusnya. Kami merasa sedang berdiri sejajar atau bahkan di atas awan. Dan ada kebanggan sendiri melihat bendera merah putih yang terkibar dengan gagah.
Di puncak Gunung Lincing tersebut kami mengambil dokumentasi dan banyak banyak menghirup udara puncak. Terlebih lagi bagi beberapa anggota tim, muncak kali ini merupakan pengalaman pertama. Sudah pengalaman pertama, dilakukan bersama kawan yang sudah dianggap sebagai keluarga, itu sangat menyenangkan ketika dirasakan.Â
Kami banyak bersendagurau dan masih saja banyak dokumentasi supaya menjadi kenang2an untuk diceritakan nanti. Dan ketika asik sendau gurau ini tiba2 ada pesan HT dari kawan kami yang stay di basecamp mengabarkan bahwa ada monyet yang mampir dan mencari makanan di tumpukan sampah kami, tetapi kawan kami memastikan ini bukanlah hal urgent sehingga kami tidak perlu cepat cepat turun.
Setelah puas, kami segera turun menuju basecamp, tempat beberapa rekan kami yang menjaga basecamp. perjalanan turun terasa tidak semenyiksa kala naik, karena ketika turun kami dapat berseluncur sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Walau tidak dipungkiri juga kami beberapa kali terpeleset karena tidak sempat mengambil pegangan.
Ketika sampai, kami langsung membereskan basecamp, jangan sampai ada sampah dan barang bawaan yang tertinggal. Setelah itu kami melakukan foto tim dan turun menuju parkiran motor kami. Perjalanan kali ini juga terasa lebih cepat dibandingkan perjalanan naik. Walau jujur saja kaki kami terasa agak nyut nyutan karena terlalu sering menahan agar tidak berlari ketika jalanan turunan.
Setelah sampai di tempat kami parkir, kami beristirahat sebentar. Dan ibu tempat kami menitipkan parkir dengan baiknya memberika teh hangat manis! Sungguh teh hangat beliau sangatlah sederhana tetapi terasa seperti minuman surga untuk.kami yang kelelahan. Rasanya ingin minum satu teko saja.
Tak ingin sampai di bravo tenda terlalu malam, kami bergegas pamit dan melakukan mobilisasi ke bravo tenda. Di bravo tenda kami disambut oleh kawan dan senior yang senantiasa mendoakan keselamatan kami.Â
Ah senangnya ketika mempunyai kawan dan senior yang begitu memperdulikan kita:) Dan kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi dan kami kembali ke rumah masing masing dalam keadaan senang serta letih.
Walau telah selesainya orientasi umum gunung hutan, ilmu yang kami dapat sangat amat bermanfaat terlebih di manajerial dan navigasi darat. Ilmu seperti ini sangat lah mahal harga dan manfaatnya, and yet we got it for free, hanya di IMPALA saja. Salam Lestari