Dibangunnya jalan Tol Trans Jawa yang membelah dari Merak sampai Banyuwangi sepanjang 1.150 km berdampak pada perekonomian masyarakat. Ada dampak positif juga ada dampak negatif yang ditimbulkan. Tak terkecuali yang terjadi di Kabupaten Brebes dan Kota Tegal Provinsi Jawa Tengah.
Penelitian Suseno, Soedarsono dan Anindyawati (2017) terhadap dampak jalan tol di Desa Kaligangsa Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes yang masuk seksi II Pejagan-Pemalang atau Brebes Barat-Brebes Timur sepanjang 6 km, disimpulkan sangat berdampak terhadap kehidupan masyarakat disana.Â
Adapun besarnya dampak yang dirasakan masyarakat yakni faktor sosial yang menjadi faktor paling dominan akibat beroperasinya jalan Tol Pejagan-Pemalang Seksi II Brebes Barat-Brebes Timur dengan varians 34,454 %, kemudian faktor ekonomi dengan varian sebesar 21,351% dan faktor lingkungan dengan varians sebesar 13,9135.
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya jalan bebas hambatan itu masuk dalam kategori sedang, dilihat dari faktor ekonomi dengan indikatornya antara lain matapencaharian, perubahan profesi, kesempatan berusaha, omzet usaha dan lapangan pekerjaan baru (Suseno, dkk, 2017).
Sementara di wilayah Batang, Munandar (2010) memprediksi bahwa ketika tol sudah dioperasikan, kegiatan komersial yang terkena dampak signifikan antara lain rumah makan dan bengkel.Â
Rumah makan yang menjadi persinggahan mobil pribadi dan bus pariwisata di Jl. Raya Gringsing selama ini memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa jadi mengalami kebangkrutan yang diikuti bertambahnya jumlah pengangguran karyawan rumah makan yang kehilangan pekerjaan. Tentu saja akibatnya PAD yang diterima Pemda setempat mengalami penurunan atau hilang sama sekali.
Temuan penelitian-penelitian di atas juga diasumsikan terjadi di sepanjangan jalan tol seksi 3 dan 4 dan Tol Pemalang-Batang Seksi 1 Segmen Sewaka-Simpang Susun Pemalang dengan panjang total 57,50 kilometer telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (9/11).
Di Jalan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa bagian barat, mulai dari Brebes hingga Kota Tegal, sepanjang jalan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dijadikan etalase untuk menjajakan produk-produk unggulan daerah.
Produk-produk khas wilayah Pantura Bagian Barat tersebut antara lain telur asin, bawang merah, poci dari tanah liat yang biasa digunakan masyarakat sebagai tradisi minum teh bersama-sama yang dikenal dengan moci atau cipok (moci karo ndopok), kacang bogares, pilus, tahu aci dan lainnya.
Sebelum jalan tol yang melewati Kabupaten Brebes dan Kota Tegal diresmikan, masa lebaran merupakan waktu panen bagi UMKM yang berusaha di bidang makanan dan produk khas tersebut.Â