Mohon tunggu...
Imon  Ajianto
Imon Ajianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Tegal

No eviden no history. Dengan menulis maka aku ada di dalam sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perkutut, Dulu Klangenan Sekarang untuk Lomba

26 November 2018   09:03 Diperbarui: 26 November 2018   10:16 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Burung perkutut merupakan salah satu klangenan bagi pria Jawa pada Zaman Kerajaan Majapahit. Seorang pria belum dianggap sebagai satria jika belum memiliki kukila sebagai salah satu dari lima unsur klangenan. Keempat unsur klangenan  lainnya yakni wisma, wanita, turangga dan curiga atau pusaka.

Kukila atau burung dianggap mampu menenangkan bathin pemiliknya dengan suara kicaunya yang merdu. Demikian juga burung perkutut yang memiliki suara merdu, dianggap mampu menaikan status sosial pemiliknya dan diyakini membawa kesejahteraan bagi siapapun pemilikinya. Untuk mendapatkan burung perkutut sebagai simbol status sosial tersebut, seseorang rela melakukan apapun bahkan menghabiskan uang berapapun.

Beberapa burung perkutut yang ikut dilombakan/Dokpri
Beberapa burung perkutut yang ikut dilombakan/Dokpri
Kini burung perkutut diikutsertakan untuk berlomba. Seperti yang dilaksanakan oleh Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Kota Tegal pada Minggu (25/11). P3SI Kota Tegal menggelar Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Walikota Tegal CUP 2018 Liga Perkutut Jawa Tengah Seri 7 di Lapangan Gedung PPIB Kota Tegal.

Meski merupakan liga Jawa Tengah, para "kung mania" sebutan untuk penggemar burung perkutut datang dari berbagai daerah seperti Cirebon, Bandung dan Jakarta.

Menurut Heri Budiman Ketua P3SI Kota Tegal,  konkurs seni suara alam burung perkutut di Kota Tegal merupakan upaya para penggemar burung perkutut untuk kelestarian budaya Jawa yang sejak Zaman Kerajaan Majapahit sudah ada.

Heri mengatakan burung perkutut dahulu merupakan  klangenan namun saat ini untuk lomba. Diharapkannya para penggemar burung perkutut di Indonesia semakin banyak, demikian juga di Kota Tegal. Meskipun P3SI di Kota Tegal baru seumuran jagung, namun Heri memiliki target berbagai agenda di Kota Tegal akan dilaksanakan dengan baik.

Ketua Pengwil P3SI Jawa Tengah, Yan Suta/Dokpri
Ketua Pengwil P3SI Jawa Tengah, Yan Suta/Dokpri
Ketua Pengwil P3SI Jawa Tengah Yan Suta terhadap Pengda yang masih baru, seperti Pengda P3SI Kota Tegal, pihaknya selalu memberikan dukungan secara all out dengan memberikan masukan-masukan kepada pengurus daerah. Selain itu, dalam rangka menggelar konkurs oleh masing-masing Pengda, pihaknya memberi arahan-arahan khususnya berkaitan dengan jadwal konkurs yang akan dilaksanakan dan diajukan jauh-jauh hari untuk persiapan dan supaya tidak terjadi tabrakan kegiatan.

Di Jawa Tengah disebutkan Yan, ada 15 Pengda yang juga aktif melaksanakan kegiatan konkurs. Mengenai Kota Tegal, meskipun kepengurusannya baru, namun telah berhasil menyelenggarakan Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Walikota Tegal CUP 2018. Dengan beberapa evaluasi dan pembenahan, Yan yakin Kota Tegal berpotensi untuk melaksanakan kegiatan dengan skala nasional. "Kami memberi dukungan," ungkap Yan.

Seorang kung mania tampak serius memperhatian gacoannya yang sedang berlomba/Dokpri
Seorang kung mania tampak serius memperhatian gacoannya yang sedang berlomba/Dokpri
Ada beberapa alasan sehingga Kota Tegal memiliki potensi menggelar konkurs nasional. Menurut Yan, wilayah Kota Tegal  cukup strategis karena tidak terlalu jauh dengan kota-kota besar lainnya di Jawa Barat seperti Bandung dan Jakarta.

 "Yang jelas dari Bandung, Jakarta dan Cirebon datang. Saya senang sekali, bahwa kegiatan di Tegal ini disambut dan didukung oleh rekan-rekan lainnya," ujar Yan senang.

Selain itu, Kota Tegal merupakan salah satu pintu dari barat sehingga diharapkan ada kerja sama dengan pengurus Pengda P3SI lainnya. Sementara Pengda P3SI Kota Tegal sendiri meskipun baru berdiri, namun didukung oleh beberapa tokoh masyarakat dan para pengurusnya sangat lincah dan antusias sekali melaksanakan kegiatan-kegiatan lomba.

Namun mengenai tempat pelaksanaan konkurs nasional diperlukan lahan yang lebih luas lagi dibandingkan lahan yang digunakan konkurs Jawa Tengah. "Kalau untuk lomba nasional masih kurang luas sehingga diperlukan area dengan luas sekitar 8.000 meter persegi," jelas Yan.

Hasil konkurs konkurs seni suara alam burung perkutut di Kota Tegal, keluar sebagai juara untuk kelas yunior yakni burung perkutut bernama Benowo milik Irawan ring Sahara dari Pemalang, kelas piyik yunior burung Khabib milik H. Iwan ring Jimat dari Jombang, kelas senior burung Saritomo milik Bambang ring Tyo-Banggar dari Bandung dan kelas hanging pemenangnya burung Kamasutra milik Budi SP ring L'Drago dari Semarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun