Burung perkutut merupakan salah satu klangenan bagi pria Jawa pada Zaman Kerajaan Majapahit. Seorang pria belum dianggap sebagai satria jika belum memiliki kukila sebagai salah satu dari lima unsur klangenan. Keempat unsur klangenan lainnya yakni wisma, wanita, turangga dan curiga atau pusaka.
Kukila atau burung dianggap mampu menenangkan bathin pemiliknya dengan suara kicaunya yang merdu. Demikian juga burung perkutut yang memiliki suara merdu, dianggap mampu menaikan status sosial pemiliknya dan diyakini membawa kesejahteraan bagi siapapun pemilikinya. Untuk mendapatkan burung perkutut sebagai simbol status sosial tersebut, seseorang rela melakukan apapun bahkan menghabiskan uang berapapun.
Meski merupakan liga Jawa Tengah, para "kung mania" sebutan untuk penggemar burung perkutut datang dari berbagai daerah seperti Cirebon, Bandung dan Jakarta.
Menurut Heri Budiman Ketua P3SI Kota Tegal, Â konkurs seni suara alam burung perkutut di Kota Tegal merupakan upaya para penggemar burung perkutut untuk kelestarian budaya Jawa yang sejak Zaman Kerajaan Majapahit sudah ada.
Heri mengatakan burung perkutut dahulu merupakan  klangenan namun saat ini untuk lomba. Diharapkannya para penggemar burung perkutut di Indonesia semakin banyak, demikian juga di Kota Tegal. Meskipun P3SI di Kota Tegal baru seumuran jagung, namun Heri memiliki target berbagai agenda di Kota Tegal akan dilaksanakan dengan baik.
Di Jawa Tengah disebutkan Yan, ada 15 Pengda yang juga aktif melaksanakan kegiatan konkurs. Mengenai Kota Tegal, meskipun kepengurusannya baru, namun telah berhasil menyelenggarakan Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Walikota Tegal CUP 2018. Dengan beberapa evaluasi dan pembenahan, Yan yakin Kota Tegal berpotensi untuk melaksanakan kegiatan dengan skala nasional. "Kami memberi dukungan," ungkap Yan.
 "Yang jelas dari Bandung, Jakarta dan Cirebon datang. Saya senang sekali, bahwa kegiatan di Tegal ini disambut dan didukung oleh rekan-rekan lainnya," ujar Yan senang.
Selain itu, Kota Tegal merupakan salah satu pintu dari barat sehingga diharapkan ada kerja sama dengan pengurus Pengda P3SI lainnya. Sementara Pengda P3SI Kota Tegal sendiri meskipun baru berdiri, namun didukung oleh beberapa tokoh masyarakat dan para pengurusnya sangat lincah dan antusias sekali melaksanakan kegiatan-kegiatan lomba.