Mohon tunggu...
Imon  Ajianto
Imon Ajianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Tegal

No eviden no history. Dengan menulis maka aku ada di dalam sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tahun Politik, Borobudur Diharapkan Jadi Inspirasi

4 Mei 2018   23:11 Diperbarui: 15 Mei 2018   11:13 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narsum dan penyelenggara saat Press Conference

Apalagi saat ini target kunjungan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah sebanyak dua juta wisatawan. Untuk mengejar target tersebut, maka dibentuklah Badan Otoritas Borobudur. Dengan Badan tersebut, akan dilakukan pengembangan wisata melalui Integrated Tourism Master Plan. 

Untuk memetakan potensi kawasan dan kemudian dihubungkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera). "PU Pera bisa buat jalur jalan kemana pun, tetapi pariwisata harus bisa di atasnya sehingga jalur infrastrukturnya ini hidupkan area-area yang dilewati," ungkap Indah Juanita.

Borobudur International Conference 3rd resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh His Eminence Kyabje Dagri Rinpoche bersama Direktur Pemasaran PT TWC Ricky P Siahaan disaksikan oleh Edy Setijono, CEO of PT TWC, Direktur Utama Badan Otoritas Borobudur, Indah Juanita.
Borobudur International Conference 3rd resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh His Eminence Kyabje Dagri Rinpoche bersama Direktur Pemasaran PT TWC Ricky P Siahaan disaksikan oleh Edy Setijono, CEO of PT TWC, Direktur Utama Badan Otoritas Borobudur, Indah Juanita.
Dalam konferensi itu narasumber mempresentasikan berbagai potensi Borobudur. Seperti Diane Butler yang mengetengahkan dialog budaya yang terjadi di sekitar Borobudur. Dengan adanya berbagai pagelaran seni dan kegiatan budaya seperti Taman Srawung Seni Segara-Gunung in the vicinity of  Borobudur , Fostering local, regional and international creative dialogue, ruwatan budaya, Menyanyi, Merajut bambu seribu candi untuk kemanusiaan dan lain sebagainya.

"Peran penting dialog antar kultural wilayah Indonesia dan luar negeri yakni sebagai tempat mempertemukan berbagai kelompok. Meski monumen candi diam tetapi dapat menjadi tempat bertemu banyak orang," ungkap Diane.

Hasto Bramantyo menyatakan Borobudur bukan sesuatu yang diam dan tidak bergerak. Meski terbuat dari batu, kebudayaan di sekitar Borobudur tidak statis. Apalagi uniknya hal tersebut terjadi di tengah-tengah pluralitas yang memang perlu. "Plurality is a necessity not a luxury," ungap Hasto. Dari sana kemudian berkembang budaya lokal menjadi budaya global.

Narsum dan peserta konferensi
Narsum dan peserta konferensi
Sementara Budi Subanar dan Sukriyanto memamparkan mengenai kemanusiaan sebagai aspek toleransi dalam kehidupan, I Made Andi Arsana dan Yenny Wahid memaparkan mengenai cagar budaya, identitas dan kemanusiaan dalam era digital.

Sedangkan sesi terakhir yakni Kyabje Dagri Rinpoche, menjelaskan mengenai peran warisan budaya dan ingatan kolektif untuk kemanusiaan dan peradaban. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun