Mohon tunggu...
Esti Setyowati
Esti Setyowati Mohon Tunggu... Seniman - Bismillah

Librocubicularist.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Puluh Dua Menit

17 Februari 2019   14:15 Diperbarui: 17 Februari 2019   14:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tandas, gelas pialaku kembali kuisi sendiri dengan anggur yang baru.

"Kamu harus ingat, hanya aku yang tak pernah berusaha pergi. Kau sedang mengetuk pintu yang baru, tetapi aku adalah rumah lama yang kau tinggal. Aku selalu menunggumu pulang. Ada sup hangat, ada perapian dan sepasang selimut yang kusiapkan untuk kedatanganmu"

Kuusap air mataku. Menatap lelaki ini dengan harapan 'ini bukan yang terakhir'.

Makan malam dimulai. Ada kelegaan yang menyusup tenang.

Aku makan sendirian, kursi di depanku tetaplah kosong.

Terima kasih, telah mengirimkan bayanganmu selama dua puluh dua menit. Terimakasih telah mengizinkan bayanganmu menemaniku menangis dan mengatakan semua yang ada di kepalaku.

Kamu, tidak akan lagi kembali dalam wujud yang sama.

Tetapi, aku masih kuat menunggumu berlama lama.

-

Malang
Sunday 13.57
17 Feb 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun