Tandas, gelas pialaku kembali kuisi sendiri dengan anggur yang baru.
"Kamu harus ingat, hanya aku yang tak pernah berusaha pergi. Kau sedang mengetuk pintu yang baru, tetapi aku adalah rumah lama yang kau tinggal. Aku selalu menunggumu pulang. Ada sup hangat, ada perapian dan sepasang selimut yang kusiapkan untuk kedatanganmu"
Kuusap air mataku. Menatap lelaki ini dengan harapan 'ini bukan yang terakhir'.
Makan malam dimulai. Ada kelegaan yang menyusup tenang.
Aku makan sendirian, kursi di depanku tetaplah kosong.
Terima kasih, telah mengirimkan bayanganmu selama dua puluh dua menit. Terimakasih telah mengizinkan bayanganmu menemaniku menangis dan mengatakan semua yang ada di kepalaku.
Kamu, tidak akan lagi kembali dalam wujud yang sama.
Tetapi, aku masih kuat menunggumu berlama lama.
-
Malang
Sunday 13.57
17 Feb 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H