Olehkarena itu penulis berteori bahwa yang terjadi didalam Kafe Olivierdengan segala keramaiannya sebenarnya adalah suatu “percobaanpembunuhan”.
Korbansempat meminum racun tersebut, tetapi tidak meninggal ditempat saatitu juga, dan masih hidup.
Korbanjuga tidak meninggal didalam Klinik di GI karena masih diberikanperawatan medis meski kemudian dikirimkan ke RS Abdi Waluyo.
Karena sesampainya di RS Abdi Waluyo Korban sudah dinyatakan meninggal …maka Korban bisa dibilang mati dijalan.
Ini menarik bagi penulis karena kalau dilihat dari dalam Kafe Olivier(dimana Sianida kontak dengan minuman saat 3 orang sudah di meja),Percobaan pembunuhan atas Korban terjadi, Korban tidak meninggal saatitu juga di tempat yang sama, Korban masih hidup dilepas dari Klinikdi sini dan sini,dan Korban meninggal dijalan … maka ada beberapa sub-teoriturunannya mengingat Korban meninggal dalam perjalanan dari Klinik keRS Abdi Waluyo:
Terdakwamemang meracun (dengan time-delayed capsule) dan membiarkan korbantidak mendapatkan perawatan medis dengan menunda2 dsb
Pelakulain melakukan percobaan pembunuhan tapi tidak berjalan lancar,mengikuti korban ke Klinik, melihat diberikan bantuan medis, laludibawa ke RS Abdi Waluyo dan menyelesaikan “misi”nya didalamperjalanan tersebut. Toh korban keracunan sianida salah satugejalanya adalah Asphyxiation (tidak bisa bernafas), jadi kalaudibekap-pun, masih bisa dianggap keracunan Sianida. Siapakah yangpaling memungkinkan melakukan ini kalau Terdakwa sebenarnya duduk diKursi depan disamping Pengemudi?
Olehkarena itu, Penulis sangat menyayangkan bahwa apa yang terjadi ini,arahnya lebih kepada pembuktian seseorang bersalah berangkat darisuatu skenario … bukan berangkat dari pengumpulan data dan faktaseputar kematian Korban dan dikembangkan teori2 atau skenario2berdasarkan apa yang terlihat dari fakta (bukan presumptiveevidence).
Sekedar catatan saja … sampai saat tulisan ini dibuat, penulis masih menganggap bahwa pelaku pembunuhan sebenarnya masih belum tersentuh.
Meski bisa dianggap bahwa Teman Korban adalah tokoh di Sub-Teori #2 diatas… Penulis melihat bahwa dia hanya “trigger-man / trigger-woman”… sampai saat ini, Penulis masih beranggapan bahwa aktorintelektualnya masih dibelakang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H