Growth mindset adalah pola pikir yang mengedepankan untuk menikmati proses dalam mencapai tujuan hidup, dengan pola pikir ini seseorang akan menempatkan ambisi untuk meraih tujuan berada dinomor urut kedua setelah menikmati proses, dengan begitu mereka yang menerapkan pola pikir ini tidak akan terbebani dengan ambisi untuk meraih pencapaian tanpa mengurangi usaha untuk meraih hal yang diinginkan, selain itu pola pikir growth akan menuntun individu untuk tidak menyerah ketika gagal serta berani untuk mencoba lagi dengan cara yang berbeda.
- 2. Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa
Buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa karya Alvi Syahrin merupakan salah satu buku yang menginspirasi individu pada tahap pendewasaan diri yang sedang merasa kesepian dan takut akan hal yang belum terjadi bahwa mereka tidak sendirian. Semua orang merasakan perasaan tersebut meski dengan peristiwa, alasan, dan cerita yang berbeda.Â
Di dalam buku ini terdapat banyak kalimat penyemangat yang tidak tertulis secara langsung dan beberapa kutipan religius yang akan membuat orang yang membacanya tersadarkan bahwa dirinya bukanlah satu-satunya orang yang sedang diuji dan dengan berharap serta berserah diri kepada Tuhan, segala beban menjadi orang dewasa dan rasa takut akan hal yang belum terjadi akan berkurang. Selain itu, tulisan didalam buku ini juga akan menyadarkan kita bahwa meskipun kita telah menjadi apa-apa, kita tetaplah bukan apa-apa.Â
- 3. Filosofi Teras
Filosofi Teras karya Henry Manampiring merupakan buku yang sangat fenomenal. Buku ini menceritakan tentang asal-usul Prinsip Kaum Stoa dan contoh konkrit penerapan prinsip Stoa Kuno pada zaman ini.Â
Di dalam buku ini, kita akan belajar tentang pengahayatan tentang betapa dinamisnya hidup yang kita jalani didunia ini serta rahasia untuk mengontrol nasib, yakni dengan fokus pada hal yang bisa dikendalikan dan membiarkan hal yang tak bisa dikendalikan terjadi.Â
Apapun hasilnya, hal tersebut merupakan hal yang tidak bisa dikendalikan, namun nasib menjadi orang gagal merupakan hal yang bisa kita kontrol, kita bisa memilih untuk terpuruk dalam kegagalan atau bangkit dari keterpurukan.
Waktu terus berjalan... Kita tidak bisa memohon pada Tuhan untuk tetap menjadi anak-anak dan berada didalam zona nyaman dan dilindungi oleh pengasuh kita.Â
Oleh karena itu, kita harus memiliki bekal yang mumpuni agar kita bisa bertahan dan berjuang dalam menghadapi berbagai dinamika yang muncul pada tahap pendewasaan diri. Jangan biarkan diri kita terlena dengan kehidupan yang ada didunia dan hanya menunggu waktu untuk mati.Â
Bercita-citalah untuk menjadi orang yang berarti setidaknya bagi diri kita sendiri dan orang tua yang telah melahirkan kita kedunia atau pengasuh yang suka rela membesarkan diri kita atau orang yang kita sayangi saat ini.
Menjadi dewasa bukanlah pilihan, oleh karena itu, hadapilah dengan baik.
Semangattts!