Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7 Archetype of Innerchild

22 April 2023   08:00 Diperbarui: 24 April 2023   23:25 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Life of Party atau Kehidupan Pesta, adalah konsep kepribadian pada individu dengan karakteristik suka melawak, sangat ceria, memiliki keinginan untuk membuat semua orang tertawa, namun cenderung sulit untuk menunjukkan rasa sakit yang dialaminya, kerentanan, dan kelemahan yang ada pada dirinya dihadapan orang lain.

  • 6. The Yes-Person

The Yes-Person atau  People Pleasure atau orang yang mengiyakan segala permintaan orang lain, adalah konsep kepribadian pada individu dengan karakteristik suka mengiyakan segala permintaan orang lain karena merasa tidak enak jika menolaknya, takut dimusuhi, takut dijauhi, takut dibenci, takut dijudge jika tidak mengiyakan permintaan dari orang lain, mereka cenderung mengiyakan tanpa pikir panjang, tanpa memikirkan untuk memprioritaskan kebutuhan dirinya terlebih dahulu.

  • 7. The Hero-Worshipper

The Hero-Worshipper atau Pemuja Pahlawan, adalah konsep kepribadian pada individu dengan karakteristik sangat bergantung pada orang yang dianggapnya sebagai role model dalam hidupnya, mereka cenderung tidak memiliki prinsip hidup sendiri, dan mengikuti apapun yang dilakukan oleh role modelnya dan kurang mandiri.

Masa lalu adalah bagian dari diri kita saat ini. Masa lalu berisi tentang ingatan yang menyakitkan dan menyenangkan sekaligus. Kita tidak bisa memilih untuk hanya menyimpan yang baik atau menyenangkan saja atau memilih untuk hanya menyimpan yang bauk dan menyakitkannya saja. 

Namun, kita bisa memilih untuk menempatkan masa lalu sebagai bagian dari diri kita dimasa lalu, bukan saat ini, kita bisa memilih untuk mengikhlaskan setiap hal yang pernah terjadi dimasa lalu agar ingatan itu tak lagi menghantui diri kita saat ini, dan kita bisa memilih untuk menjadi pengendali atau pengontrol utama dalam kehidupan saat ini, bukannya membiarkan masa lalu yang mengontrol atau menentukan keputusan untuk hidup kita saat ini.

Apapun yang terjadi dimasa lalu, biarkan

Belajarlah untuk ikhlas,

Belajarlah untuk menerima dirimu seapa adanya, 

Jangan menuntut diri terlalu keras, sesuaikan dengan kapasitas yang ada

Semangat ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun