Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Psikolog Bisa Baca Pikiran Orang

15 November 2022   12:20 Diperbarui: 16 November 2022   20:34 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu kuliah jurusan apa?"

"Psikologi"

"Wah, bisa baca pikiran aku dong?"

"--"

Orang-orang yang kuliah dijurusan Psikologi atau telah lulus dari jurusan psikologi pasti tidak asing dengan pernyataan "Jurusan psikologi pasti bisa baca pikiran orang"

Aku pribadi pertama kali mendengar kalimat tersebut ketika masih duduk dibangku sekolah dasar. Saat itu diriku dan teman sekelasku saling bertanya terkait jurusan kuliah apa yang akan diambil dimasa depan. Dan salah satu temanku menjawab ia ingin menjadi seorang Psikolog, yang kemudian direspon oleh temanku yang lain 'Kalo belajar psikolog nanti bisa baca pikiran orang lain tau'

Sejak saat itu, aku jadi mengetahui dan tertarik dengan dunia psikologi. 

Sekarang, setelah aku menjadi mahasiswa dijurusan psikologi. Dosenku juga sering menyinggung label 'psikolog bisa baca pikiran orang'.

Sebenarnya, pernyataan 'Seorang psikolog bisa membaca pikiran orang lain' adalah mitos. 

Saat menatap orang lain, tidak serta merta muncul kalimat didalam benak seorang psikolog tentang apa yang sedang dipikirkan oleh orang yang sedang ditatapnya. atau ketika sedang memperhatikan orang lain, juga tidak serta merta seorang psikolog bisa mendengar suara gaib tentang apa yang sedang dipikirkan oleh orang yang sedang diperhatikan tersebut.

Lalu, kenapa sih label 'Seorang psikolog bisa membaca pikiran orang lain' bisa tersematkan pada seorang psikolog?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun