"Kamu kuliah jurusan apa?"
"Psikologi"
"Wah, bisa baca pikiran aku dong?"
"--"
Orang-orang yang kuliah dijurusan Psikologi atau telah lulus dari jurusan psikologi pasti tidak asing dengan pernyataan "Jurusan psikologi pasti bisa baca pikiran orang"
Aku pribadi pertama kali mendengar kalimat tersebut ketika masih duduk dibangku sekolah dasar. Saat itu diriku dan teman sekelasku saling bertanya terkait jurusan kuliah apa yang akan diambil dimasa depan. Dan salah satu temanku menjawab ia ingin menjadi seorang Psikolog, yang kemudian direspon oleh temanku yang lain 'Kalo belajar psikolog nanti bisa baca pikiran orang lain tau'
Sejak saat itu, aku jadi mengetahui dan tertarik dengan dunia psikologi.Â
Sekarang, setelah aku menjadi mahasiswa dijurusan psikologi. Dosenku juga sering menyinggung label 'psikolog bisa baca pikiran orang'.
Sebenarnya, pernyataan 'Seorang psikolog bisa membaca pikiran orang lain' adalah mitos.Â
Saat menatap orang lain, tidak serta merta muncul kalimat didalam benak seorang psikolog tentang apa yang sedang dipikirkan oleh orang yang sedang ditatapnya. atau ketika sedang memperhatikan orang lain, juga tidak serta merta seorang psikolog bisa mendengar suara gaib tentang apa yang sedang dipikirkan oleh orang yang sedang diperhatikan tersebut.
Lalu, kenapa sih label 'Seorang psikolog bisa membaca pikiran orang lain' bisa tersematkan pada seorang psikolog?
1. Psikologi mendalami ilmu tentang perilaku manusia
Ketika memutuskan untuk kuliah dijurusan Psikologi, calon Psikolog akan diberikan pendalaman materi terkait dasar dari ilmu psikologi dan teori teori dasar tentang perilaku manusia. Calon Psikolog juga dituntut untuk mengenal ilmuwan Psikolog beserta teori yang dikemukakannya. Seperti teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan sebagainya. Selain itu, calon Psikolog juga belajar tentang Biopsikologi.
2. Perilaku manusia itu ada polanya
Selain teori Psikoanalisis, ada juga ilmu tentang Behaviorisme yang berfokus pada teori tentang pengamatan perilaku manusia. Salah satunya yaitu teori behaviorisme dikemukakan oleh Pavlov yang terkenal dengan teori Classical Conditioning. Kami percaya bahwa perilaku manusia saat ini adalah hasil pembelajaran dari masa lalu dan bisa memprediksi perilaku dimasa depan.
3. Ada banyak teori tentang karakter manusia
Seperi teori Psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, Behaviorisme oleh Pavlov, Individualisme oleh Adler, Belajar Sosial oleh Albert Bandura, Interpersonal oleh Karen Horney, Perkembangan Sepanjang Hayat oleh Erik Erikson, dan sebagainya. Banyaknya teori tentang karakter/perilaku manusia tersebut membuat seorang Psikolog mampu memprediksi tentang perilaku dan apa yang sedang dipikirkan oleh orang lain (bukan interpretasi, apalagi asal tebak). Â
Setidaknya 3 alasan itu lah yang menyebabkan seorang Psikolog 'terlihat' bisa membaca pikiran orang lain.Â
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H