Mengingat pentingnya umat Islam selalu dekat dengan bimbingan Al Quran atau sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS. Al Baqarah: 2), maka Al Quran haruslah menjadi sumber patokan, sumber inspirasi, dan sumber pedoman bagi seluruh aspek kehidupan umat Islam di manapun ia berada. Bahkan, ada adagium yang mengatakan: “kembali kepada Al Quran dan As Sunah” atau “al ruju’ ila Al Quran wa al sunnah” yang sangat populer dalam kehidupan umat Islam era sekarang dalam beragama, bersosial, berbudaya, berpolitik, dan berekonomi.
Allah swt. telah berjanji kepada kita, dan janji-Nya tak mungkin diingkari, yaitu akan menjadikan kaum beriman berkuasa dan kedudukan mereka akan diteguhkan. “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai.
Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS. An Nur: 55).
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku bagi pemenuhan janji tersebut? Yaitu dengan tetap istiqamah mengabdi hanya kepada Allah, berpedoman hanya kepada petunjuk Allah, serta tidak menyekutukannya dengan apa pun juga dalam semua aspek kehidupan. Kita patut bersyukur diberikan oleh Allah berupa hidayah dengan ditunjukkan jalan kebenaran melalui agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Wallahu’alam Bishowab
Fastabiqul Khairat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H