Sebelum lebaran tiba, umat Islam melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh. Dalam konteks ini juga ditemukan fenomena menarik dalam istilah “buka puasa”. Makna “buka puasa” agak aneh karena justru menjadi “penutup” puasa (setelah seharian berpuasa), karena makna “buka puasa” berarti mengakhiri puasa. Puasa justru “dibuka” dengan makan sahur menjelang fajar. Sekali lagi, tidak perlu dipusingkan dalam memahami istilah-istilah ini, karena yang penting istilah ini efektif digunakan dalam berbahasa di masyarakat sebagaimana ajaran mazhab deskriptif (lawan dari preskriptif) dalam teori bahasa.
Umat Islam di negeri ini kaya dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa keagamaan, lantaran mayoritas penduduk di negeri ini beragama Islam, bahkan terbesar di dunia. Puasa di bulan Ramadan dengan segala rangkaian ibadahnya sangat semarak dan penuh syiar setiap tahunnya. Di kota pelajar, seperti di Yogyakarta, para mahasiswa yang jauh dari keluarga seringkali memanfaatkan momentum bulan puasa untuk “berburu” kajian-kajian menjelang berbuka puasa dan demi memperoleh takjil gratis. Bahkan sampai Ramadan tahun ini penulis seringkali termasuk dalam gerakan “para pencari takjil” (PPT) ini dengan cara “bersafari” dari masjid satu ke masjid yang lain.
Ketika malam Idul Fitri tiba, sebagian besar masyarakat bertumpah ruah ke jalan untuk melakukan tradisi takbir keliling. Biasanya setiap daerah mengadakan perlombaan takbir keliling sebagai wujud syiar keagamaan bahwa esok hari umat Islam akan merayakan hari besarnya. ketika Idul Fitri tiba, setelah melaksanakan salat id di tanah lapang maupaun di masjid, biasanya para umat Islam berkunjung ke rumah tetangga, kerabat, dan sanak keluarga untuk saling bermaaf-maafan.
Saling bermaaf-maafan ini memang tidak diharuskan hanya saat lebaran tiba, namun momentumnya yang mengharuskan mereka untuk saling memaafkan sekaligus mendoakan satu sama lain sebagai bukti mereka telah meraih kemenangan. Dalam tradisi kota disebut “open house”, syawalan, atau halal bi halal (tidak ada dalam istilah bahasa Arab) yang kerap dilakukan oleh para pejabat, tokoh masyarakat, maupun instansi tertentu. Sekali lagi, budaya ini hanya dapat ditemukan di Indonesia. Satu agama (Islam) dengan berjuta ekspresi budaya yang diwujudkan!
Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H.
Taqobbalallahu minna waminkum.
Mohon maaf lahir dan batin.
Faisal Isnan
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
(Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) dan
Anggota Bidang Dakwah dan Pengkajian Agama
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah
Daerah Istimewa Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H