Mohon tunggu...
IMMANUEL ROOSEVELT
IMMANUEL ROOSEVELT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Informatika

Hallo, nama saya Immanuel Roosevelt mahasiswa Universitas Mercu Buana dengan NIM 41520010180 Fakultas Ilmu Komputer prodi Informatika. Dosen pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.AkĀ 

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristoteles

22 Oktober 2024   20:52 Diperbarui: 23 Oktober 2024   06:30 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskursus Leadership Aristotle, dokpri, Prof Apollo

Untuk menggambarkan lebih jauh relevansi pemikiran Aristoteles dalam konteks kepemimpinan modern, kita bisa meninjau beberapa studi kasus dari berbagai bidang seperti politik, bisnis, dan organisasi sosial.

A. Kepemimpinan dalam Politik

Salah satu contoh yang relevan adalah gaya kepemimpinan Angela Merkel, mantan Kanselir Jerman, yang dianggap sebagai salah satu pemimpin paling bijaksana dan berintegritas di era modern. Selama masa kepemimpinannya, Merkel dikenal karena pendekatan pragmatis dan berfokus pada solusi, yang sangat sejalan dengan konsep phronesis dari Aristoteles. Keputusannya untuk membuka perbatasan Jerman bagi pengungsi Suriah pada tahun 2015 adalah contoh tindakan yang didasarkan pada prinsip keadilan dan kebijaksanaan, meskipun kontroversial pada saat itu.

Keputusannya memperhitungkan kesejahteraan jangka panjang dari pengungsi dan masyarakat Jerman. Dia menyeimbangkan antara kepentingan moral untuk membantu mereka yang membutuhkan dan tantangan logistik dan politik yang datang dengan menerima begitu banyak pengungsi. Ini menunjukkan bagaimana kebajikan moral dan intelektual dapat digabungkan dalam kepemimpinan untuk menghasilkan keputusan yang etis dan bijaksana.

B. Kepemimpinan dalam Bisnis

Di dunia bisnis, Paul Polman, mantan CEO Unilever, adalah contoh pemimpin yang menerapkan prinsip-prinsip Aristoteles dalam menjalankan perusahaannya. Selama masa jabatannya, Polman memperkenalkan strategi keberlanjutan jangka panjang, yang berfokus pada pengurangan dampak lingkungan dan peningkatan kesejahteraan sosial, sambil tetap menjaga profitabilitas perusahaan. Polman percaya bahwa perusahaan tidak dapat berkembang dalam masyarakat yang gagal, dan karena itu, ia memprioritaskan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kebijakan yang diambilnya mencerminkan filosofi Aristoteles tentang pentingnya keseimbangan antara kepentingan pribadi (dalam hal ini keuntungan perusahaan) dan kepentingan umum (dampak sosial dan lingkungan).

Perkembangan dan Perbandingan Teori Kepemimpinan Modern dengan Gagasan Aristoteles

Ketika kita berbicara tentang kepemimpinan dalam dunia modern, kita tidak bisa lepas dari pengaruh teori-teori kontemporer yang semakin berkembang. Banyak ahli kepemimpinan modern yang memberikan perspektif baru tentang bagaimana pemimpin seharusnya bertindak dan bagaimana mereka mempengaruhi pengikut mereka. Namun, dalam banyak hal, gagasan dasar Aristoteles tentang kebajikan, kebijaksanaan praktis, dan pengembangan moral individu tetap relevan. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, mari kita bandingkan teori-teori kepemimpinan modern dengan konsep Aristoteles, sekaligus melihat bagaimana pendekatan Aristoteles dapat berkontribusi terhadap perkembangan teori kepemimpinan di masa kini.

A. Kepemimpinan Transaksional vs Kepemimpinan Transformasional

Teori kepemimpinan transaksional dan transformasional adalah dua pendekatan yang sering digunakan untuk memahami bagaimana pemimpin berinteraksi dengan pengikut mereka. Kepemimpinan transaksional berfokus pada pertukaran antara pemimpin dan pengikut, di mana pemimpin memberikan imbalan kepada pengikut atas kinerja yang baik atau menghukum mereka atas kinerja yang buruk. Di sisi lain, kepemimpinan transformasional berusaha untuk menginspirasi dan memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dan melampaui kepentingan pribadi mereka demi kepentingan kolektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun