Dijelaskan dari IMDB membahas tentang remaja Papua yang bertemu dengan seorang wanita di Pelabuhan dan terobsesi dengan keinginan untuk menciumnya.
Pada saat yang sama, ayahnya sedang diburu oleh beberapa orang yang tidak dikenal karena aktivitas politiknya untuk menuntut keadilan.
Rindu Kami PadaMu (2004)  membahas tentang kerinduan secara universal kepada Tuhan namun tidak dibatasi oleh dogma-dogma. Melalui ulasan dari Ahmad Bachrain,  Garin tidak terlalu memprelihatkan simbol keagamaan melainkan lebih terhadap sisi-sisi manusiawi.
Berdasarkan film-film tersebut, dapat dikatakan bahwa Garin Nugroho adalah seorang auteur yang sejati karena mampu memproyeksikan visinya melalui karya. Selain Garin Nugroho, siapa lagi yang cocok disebut sebagai auteur dari Indonesia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H