Analisis Faktor Penyebab Stres pada Mahasiswa dan Dampaknya terhadap Kesehatan MentalÂ
Oleh : Imelda Afitasari - Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret SurakartaÂ
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri. Tahapan tertinggi dalam pendidikan yaitu menjadi seorang mahasiswa.Â
Stres adalah kondisi seseorang individu yang mengalami ketidakseimbangan karena ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan dengan kenyataan dan mempengaruhi perilaku individu tersebut. Stres adalah perasaan yang umumnya dapat kita rasakan saat berada di bawah tekanan, merasa kewalahan, atau kesulitan menghadapi suatu situasi. Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu memicu depresi.
Kesehatan mental adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki ketenangan jiwa dalam menjalani hidupnya berarti memiliki kondisi mental yang baik.
Menjadi mahasiswa merupakan suatu hal yang membanggakan dan sepantasnya bersyukur karena tidak semua orang bisa menjadi mahasiswa. Namun, di sisi lain mahasiswa kerap mengalami stres yang berlebih. Hal ini bisa dipicu dari berbagai hal diantaranya beban tugas kuliah yang terlalu banyak, praktikum apabila jurusan saintek, permasalahan dengan keluarga, teman, atau pacar, mahasiswa merantau yang kesehatannya tidak dijaga yang menimbulkan kelelahan dan stres, tidak ada teman untuk berkeluh kesah, keadaan ekonomi, dan lain sebagainya.Â
A. Faktor Penyebab Stres pada MahasiswaÂ
Mahasiswa umumnya memiliki tingkat stres sedang yang disebabkan karena beban tugas yang berlebih, proyek kelompok, harapan dan tekanan orang tua, pola perubahan belajar dan lain sebagainya. Dalam konteks mahasiswa, terdapat empat sumber stres pada mahasiswa yaitu interpersonal, intrapersonal, akademik, dan lingkungan. Interpersonal adalah stressor yang dihasilkan dari hubungan dengan orang lain, misalnya konflik dengan teman, orang tua, atau pacar. Intrapersonal adalah stressor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, misalnya kesulitan keuangan, perubahan kebiasaan makan atau tidur, dan kesehatan menurun. Akademik adalah stressor yang berhubungan dengan aktivitas perkuliahan dan masalah yang mengikutinya, misalnya nilai ujian yang jelek, tugas yang banyak, dan materi pelajaran yang sulit. Lingkungan adalah stressor yang berasal dari lingkungan sekitar, selain akademik, misalnya kurangnya waktu liburan, macet, dan lingkungan tempat tinggal yang tidak nyaman (Ross et al., 2008).Â
B. Dampak dari Stres dan pengaruh kesehatan mental
Pada penelitian ini, peneliti fokus pada sumber stres yang berasal dari daily hassles pada mahasiswa. Berdasarkan respon yang dihasilkan, stres terbagi menjadi dua yaitu eustress dan distress. Eustress adalah respon positif terhadap stres sedangkan distress adalah respon negatif terhadap stres. Berdasarkan hukum Yerkes - Dodson, dalam jumlah tertentu stres menghasilkan kekuatan positif yang mampu meningkatkan produktivitas individu dan membantu individu untuk berkembang, setelah mencapai titik optimal, stres bersifat destruktif dan menimbulkan efek negatif bagi individu ( Hanoch & Vitouch, 2004 ).
Dampak negatif yang dihasilkan dari distress. Winkleman (1994) menyebutkan bahwa distress secara fisik akan mengakibatkan kurangnya energi dari tubuh secara persisten, kurangnya nafsu makan, sakit kepala dan lambung. Penelitian lain menyebutkan bahwa tingginya tingkat distress, khususnya pada mahasiswa, berpengaruh terhadap kecemasan dan depresi, keinginan untuk bunuh diri, pola hidup yang buruk, gangguan pola tidur, sakit kepala, dan perasaan tidak berdaya (Shapiro et al., 2008).
Bressert (2016) juga menglasifikasikan dampak stres ke dalam empat aspek yaitu fisik, kognitif, emosi, dan perilaku. Beberapa tanda bahwa stress telah berdampak pada fisik diantaranya adalah adanya gangguan tidur, peningkatan detak jantung, ketegangan otot, pusing dan demam, kelelahan, dan kekurangan energi. Adanya dampak pada aspek kognitif ditandai dengan adanya kebingungan, sering lupa, kekhawatiran, dan kepanikan. Pada aspek emosi, dampak dari stres diantaranya mudah sensitif, mudah marah, frustrasi, dan merasa tidak berdaya. Pada aspek perilaku, stres berdampak pada hilangnya keinginan untuk bersosialisasi, kecenderungan untuk ingin menyendiri, keinginan untuk menghindari orang lain, dan timbulnya rasa malas. Melihat adanya pengaruh negatif dari distress ini, khususnya pada mahasiswa, membuat peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran stres dan dampaknya pada mahasiswa.
C. Solusi agar terhindar dari stres dan menjaga kesehatan mental mahasiswaÂ
1) Belajar mengelola waktu secara efektif
Manajemen waktu adalah salah satu kemampuan penting untuk menjaga kestabilan mental mahasiswa. Jangan biarkan kesibukan kampus yang berlebih malah menimbulkan stres. Berusahalah membagi waktu untuk kegiatan kampus, penyelesaian tugas, serta kegiatan lainnya di luar akademik.Â
2) Menjaga kesehatan fisik
Kesehatan fisik erat kaitannya dengan kesehatan mental. Kondisi fisik yang kurang prima membuat rentan lelah hingga akhirnya mengalami stres. Oleh sebab itu, menjalani pola hidup sehat secara konsisten untuk menjaga kesehatan fisik serta mengkonsumsi makanan yang sehat.Â
3) Bersosialisasi dan menjalin relasi melalui himpunan mahasiswa
Kehadiran himpunan mahasiswa menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk bersosialisasi, menjalin relasi dengan banyak kenalan baru, serta mewujudkan ide dengan cara yang positif.Â
4) Melakukan konseling bila membutuhkan
Konseling tersebut diharapkan bisa membantu mengatasi persoalan pribadi maupun interaksi sosial yang berpengaruh terhadap proses belajar. Klasifikasi layanan konseling meliputi bimbingan rujukan, bimbingan kelompok, walk in konseling, serta online counseling. Selain konseling, mahasiswa juga patut menetapkan ekspektasi dan mengatur target pribadi secara realistis supaya tujuan tersebut mudah dicapai.Â
5) Meluangkan waktu untuk diri sendiriÂ
Kesehatan mental berhubungan pula dengan waktu yang cukup bagi diri sendiri. Jadi, alangkah lebih baik jika meluangkan untuk diri sebagai secara teratur supaya lebih rileks dan terhindar dari stres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H