Ini kita berbicara dalam lingkup keluarga saja, jika kita berbicara di lingkup kelurahan, kecamatan, kabupaten, bahkan negara, sama saja, hal inilah yang dikhawatirkan akan terjadi. Apa jadinya masa depan sebuah negara jika rata-rata anak yang ada di negara tersebut terkena stunting? Pasti tingkat keberhasilan anak disekolah dasar akan menurun, jika berbicara pendidikan tinggi akan sangat sedikit anak yang dapat menyelesaikan sekolah hingga kuliah. Otomatis tidak akan ada penerus-penerus bangsa dan negara yang diharapkan dapat menjadi guru, dokter, kepada daerah bahkan presiden.
Oke, sampai di sini ngerti kan?
Kita lanjut lagi.
Jika stunting berefek sedemikian dahsyat untuk masa depan keluarga dan bangsa kita, terus apa yang harus kita lakukan untuk menghindari stunting?Â
Sebenarnya dari pembahasan diawal tadi sudah bisa kita simpulkan sih, stunting terjadi karena adanya kekurangan gizi yang kronis pada anak.Â
Kronis di sini aritnya sudah berlansung lama bukan hanya beberapa minggu atau beberapa bulan saja, akan tetapi sampai bertahun-tahun.Â
Nah, pertanyaan lagi, bagaimana cara kita mengetahui apakah anak kita gizinya sudah berkecukupan atau masih kekurangan? Oke, kita bahas lebih lanjut ya.
Inti dari pembahasan kita tentang stunting adalah, satu: gizi, dua: apakah gizinya cukup atau kurang, tiga: jika gizinya ternyata kurang bagaimana cara untuk mencukupinya, empat: sumber gizi bisa didapatkan dari mana saja.
Satu, apakah yang dimaskud dengan gizi?
Gizi adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Jadi gizi adalah zat, dari mana zat-zat ini didapatkan yaitu dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Pertanyaan kedua, apakah anak saya kebutuhan gizinya sudah mencukupi atau masih kurang? Bagaimana caranya mengetahui?