Media sosial adalah salah satu hal yang tidak asing lagi bagi kita. Sebagian orang menganggap media sosial sebagai kebutuhan, sehingga orang-orang tersebut tidak bisa hidup tanpa adanya media sosial. Â Meskipun begitu, ada sebagian orang belum mengetahui bahkan belum menggunakan media sosial, sehingga pengaruh buruk media sosial masih dapat diminimalisir. Sedangkan orang-orang yang sudah mengetahui dan menggunakan media sosial, belakangan ini banyak yang belum bijaksana dalam menggunakannya, sehingga pengaruh buruk dari media sosial ini masih sulit untuk dihindari.Â
Contohnya : Pada saat peristiwa kecelakaan Almh. Vanessa Angel kemarin, ada suatu akun media sosial yang mengukit masalah kelam beliau sehingga membuat sebagian orang teringat dengan hal itu, kemudian sebagian orang tersebut kembali mengolok-olokan beliau. Dari contoh tersebut kita dapat mengetahui, bahwasannya masih ada orang yang belum bijaksana dalam menggunakan media sosial.Â
Penggunaan media sosial yang belum bijaksana tersebut, bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan mental seseorang. Â Saat ini, media sosial sering kali dikaitkan dengan salah satu faktor penyebab depresi, dan gangguan kecemasan. Pengaitan media sosial dengan depresi dan gangguan kecemasan ini dikarenakan, tekanan sosial dari pengguna media sosial itu, misalnya suatu orang kurang bahagia bahkan stress dengan kehidupannya, sebab lingkungan dan orang di sekitar mereka tidak ada yang pernah mendukung mereka.Â
Akhirnya orang tersebut membagikan susahnya kehidupan mereka lewat status di media sosial, dengan harapan setelah membagikan status tersebut mereka mendapatkan motivasi atau dukungan dari orang lain, tetapi pada kenyataannya orang lain malah menjatuhkan mental orang tersebut dengan kata-kata yang justru membuat mereka tambah stress, maka dari itu media sosial, kini dikaitkan dengan salah satu faktor penyebab depresi dan gangguan kecemasan.
Selain karena tekanan sosial, kaitan antara depresi dengan media sosial karena kecenderungan pengguna sosial media, dalam membadingkan dirinya dengan keberhasilan yang dicapai oleh orang lain. Saat melihat teman atau sahabat yang mempunyai pekerjaan yang bagus, nilai yang tinggi, barang yang mewah, uang yang berlimpah, prestasi yang segudang dan rumah yang megah, kita mungkin akan turut berbahagia atas pencapaian mereka. Namun tidak jarang, ada orang yang merasa iri dan dengki terhadap hal itu, sehingga akhirnya dapat memicu munculnya depresi yang berlebih, hingga ada sebagian orang yang berkeinginan untuk bunuh diri, ketika melihat pencapaian diri sendiri yang tidak sebanding dengan teman-teman lainnya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center, mengatakan bahwa media sosial hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja. Hal ini sebab keberadaan media sosial yang dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan komunikasi, berteman, mengejar bakat, minat, prestasi, dan juga berbagi pemikiran dan ide mereka. Namun di samping itu, media sosial memiliki dampak buruk pada remaja termasuk risiko penyakit kesehatan mental mereka. National Institute Of Metal Health melaporkan, bahwa penggunaan  media sosial dapat meningkatkan resiko gangguan mental pada remaja antara usia 18-25 tahun.
Platform media sosial yang kini populer di kalangan remaja adalah Youtube, Tik Tok, Instagram, WhatsApp, Twitter, Watpadd, Facebook, Game online dan lain sebagainya. Menurut laporan laporan 2018 yang dikeluarkan oleh GlobalWebIndex, orang yang berusia antara 16-25 tahun menghabiskan rata-rata tiga jam menggunakan media sosial dalam sehari. Hal ini tersebut telah membuat remaja sekarang kurang bahagia, bahkan terisolir dari dunia luar. Selain itu, dampak buruk lain penggunaan media sosial bagi kesehatan mental yaitu :
1. Melemahnya Rasa Percaya Diri
Sebagian dari remaja kerap kali berbagi rasa kecemasan kepada orang lain, termasuk dengan media sosial. Sebaiknya berbagai kecemasan tersebut kita putuskan untuk disimpan saja, tanpa harus memberitahukan ke warganet ataupun followers, sebab hal tersebut bisa dianggap orang lain, seperti mengemis belas kasihan. Dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain di media sosial, dengan stalking dapat membuat rasa tidak percaya diri kita meningkat, dan kita malah tidak semangat dalam menjalani kehidupan.
2. Kurangnya Komunikasi Antar manusia Di sekitar
Berkomunikasi adalah suatu hal yang penting bagi manusia, apalagi berkomunikasi secara verbal dan tatap mata. Tetapi hal itu, seiring berjalannya waktu menjadi sulit dilakukan oleh sebagian orang, sebab mereka sibuk dengan handphonenya masing-masing, sehingga mereka lebih dekat dengan handphone dari pada orang di sekitar mereka.
3. Tidak Terkontrolnya Waktu Tidur
Saat ini banyak orang yang waktu tidurnya tidak terkontrol, bahkan ada yang sampai tidak tidur seharian. Hal itu disebablan karena mereka terus-terusan terpaku pada ponsel dan media sosial, sehingga kualitas tidur mereka menjadi berkurang dan juga terganggu.
Itulah dampak buruk dari media sosial bagi kesehatan mental orang. Oleh karena itu, marilah kita jaga diri kita sendiri di tengah berkembangnya media sosial di zaman sekarang, dan jangan sampai kita terjerumus kedalam buruknya media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H