Pengalaman positif, seperti kasih sayang dan perhatian, mendukung perkembangan sosial-emosional yang baik.
Pengalaman traumatis, seperti kekerasan atau kehilangan orang yang dicintai, dapat menghambat kemampuan regulasi emosi.
c. Interaksi dengan Teman Sebaya
Hubungan dengan teman sebaya mengajarkan keterampilan sosial, seperti kerja sama, empati, dan penyelesaian konflik.
Penolakan dari teman sebaya dapat memengaruhi kepercayaan diri dan perkembangan emosional.
d. Lingkungan Pendidikan
Sekolah sebagai tempat belajar sosial-emosional melalui interaksi dengan guru dan teman.
Program pengembangan keterampilan sosial-emosional yang terintegrasi membantu meningkatkan kemampuan regulasi emosi.
e. Budaya dan Nilai Sosial
Norma budaya membentuk cara individu mengekspresikan emosi dan berinteraksi sosial.
Budaya yang mendukung inklusi sosial cenderung mendorong perkembangan emosional yang positif.