Mohon tunggu...
Siti Masriyah Ambara
Siti Masriyah Ambara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemimpi dengan banyak keterbatasan

Perempuan pekerja lepas yang mencintai Indonesia dengan segala dinamikanya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Benarkah Visa Jerman Susah Didapat?

8 September 2017   23:13 Diperbarui: 9 September 2017   08:44 14109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak benar. Itu jawabannya. Tidak percaya? Saya buktinya. Setelah sempat khawatir gagal dapat visa untuk menghabiskan waktu liburan di Jerman, akhirnya saya bisa menjawab bahwa semua nada pesimis yang sering saya temukan terkait visa jerman itu salah. Jerman seringkali dinilai sebagai salah satu negara di Benua Eropa yang sulit ditembus untuk mendapat ijin masuk. Sehingga banyak orang akhirnya mengalihkan ke negara lain, Belanda misalnya yang paling popular sebagai pintu masuk ke Eropa. 

Sebelumnya, saya sempat parno alias paranoid alias ketakutan tanpa dasar karena banyak sekali tulisan yang menggambarkan betapa sulitnya mendapat visa ke Jerman dan betapa tidak ramahnya para staf Kedubes Jerman di Jakarta. Tapi karena memang tujuan utama liburan saya ke Jerman, tidak mungkin saya mengalihkan visa ke negara lain.

Ternyata, semua bayangan keribetan dan sulitnya mendapat secarik kertas ijin masuk ke Jerman tidak saya temui ketika saya mengurus sendiri. Kedubes Jerman tidak pernah mempersulit siapapun yang ingin berkunjung ke sana, selama memang tujuannya jelas dan ada bukti bahwa kita akan kembali ke Indonesia setelah kunjungan selesai. Beberapa dokumen pendukung yang saya siapkan untuk memperkuat bahwa saya akan kembali tidak dilirik sama sekali. Mereka hanya meminta dokumen utama sebagai berikut :

1. Paspor, dengan masa berlaku minimal 6 bulan dari tanggal keberangkatan

2. Booking tiket. Saya sendiri melampirkan bukti pembelian tiket PP. Tidak diwajibkan membeli memang, tapi karena saya mendapat tiket promo yang murah saya tetapkan hati untuk membeli jauh-jauh hari. Konsekuensinya memang kita akan kehilangan uang jika visa tidak didapat. Tapi, saya super pede akan dapat visa karena memang tujuan saya hanya liburan. Saya membeli tiket 3 bulan sebelum keberangkatan saya di bulan September.

3. Bukti booking hotel. Poin ini yang seringkali salah informasi. Saya membaca di banyak blog, Kedubes Jerman tidak membolehkan untuk memesan penginapan di booking.com atau sejenisnya. Mereka, katanya, mewajibkan ada surat konfirmasi booking dari hotel bersangkutan. 

Ternyata oh ternyata, info ini salah total. Saya sendiri memutuskan bertanya langsung ke pihak kedutaan terkait hal ini, dan mereka memberikan respon yang sangat cepat dan padat. "Bisa". Itu jawabannya saat saya bertanya apakah saya bisa memesan hotel di booking.com. Jadi, silakan loh pergunakan website booking.com atau sejenisnya yang memungkinkan kita melakukan pemesanan dengan mudah dan tanpa biaya sepeserpun. Bahkan ketika kita membatalkannya, gratis tanpa biaya.

4. Asuransi perjalanan. Ada banyak provider asuransi yang menyediakan asuransi jenis ini. Karena bepergian ke negara Eropa manapun memerlukan asuransi ini sesuai dengan lamanya kunjungan. Ini untuk memastikan kita tidak merepotkan pihak manapun jika sesuatu terjadi saat kita berada di negara tujuan. 

Saya sendiri menggunakan asuransi Smart Traveller Platinum Individual dari AXA. Untuk durasi perjalanan selama 18 hari, saya harus membayar senilai Rp 650.000,-. Harga ini lebih murah karena saya memesannya di situs Cekaja yang saat itu memberikan promo dari total harga seharusnya sebesar USD 61 atau sekitar Rp 790.000,-. Lumayan, saya bisa berhemat.

5. Surat keterangan kerja. Saya sendiri tidak melampirkan slip gaji karena memang tidak ada. Saya hanya melampirkan surat keterangan kerja yang mencantumkan nominal gaji yang saya terima beserta keterangan posisi saya di kantor. Surat ini penting karena menjamin bahwa kita akan kembali setelah perjalanan selesai.

6. Surat rekomendasi bank dan rekening koran 3 bulan terakhir. Rekomendasi bank sebenarnya tidak diperlukan, tapi karena saya khawatir akhirnya saya membuat di bank Mandiri dengan membayar sebesar Rp 100.000,-. Sementara untuk rekening koran perlembarnya sebesar Rp 2.500,-. Pembuatannya tidak lama, sehari langsung jadi. 

Oh ya, untuk besaran tabungan yang mengendap memang tidak ada rujukan yang pasti. Namun, saya mengasumsikan bahwa dalam sehari saya akan menghabiskan uang sebesar kira-kira Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk penginapan dan makan. Kedubes sendiri memang tidak menetapkan besaran nilai tabungan.

7. Pas foto. Buatlah di studio foto yang berpengalaman membuat foto untuk visa di berbagai negara. Saya sendiri membuatnya di Jalan Sabang dengan membayar Rp 50.000,- saya mendapat 4 lembar foto dan 1 CD.

Dokumen lain yang sempat saya lampirkan adalah jadwal perjalanan dan bukti booking tiket Eurotrain. Tapi keduanya dikembalikan.  

PROSES DI KEDUBES

Selain mendapat gambaran banyaknya dokumen, terutama bukti keuangan yang harus disiapkan. Saya juga sering mendapat informasi mengenai tidak ramahnya pelayanan staf Kedubes Jerman di Jakarta. Kedua hal itu tidak saya temukan. Bahkan ketika saya terlambat datang sesuai jadwal wawancara yang saya buat sendiri, saya langsung mengirim email meminta bantuan untuk memungkinkan membuat jadwal wawancara baru. Karena, lagi-lagi karena informasi yang saya dapat di blog orang, saya menduga proses pembuatan jadwal wawancara baru akan lama karena saya tidak memenuhi jadwal yang saya buat sendiri. 

Ternyata, lagi-lagi ketakutan saya tidak terbukti. Email saya langsung direspon di hari yang sama saya gagal wawancara. Hanya satu jam berselang setelah saya mengirim email permohonan untuk pengajuan perjanjian ulang untuk wawancara dengan menyertakan surat yang menjelaskan kenapa saya tidak menghadiri wawancara. Permohonan itu langsung diproses di hari yang sama sehingga saya bisa membuat jadwal wawancara baru di hari yang sama dengan jadwal wawancara yang tidak bisa saya hadiri. Pelayanan dan komunikasi staf Kedubes Jerman benar-benar efektif.

Jadwal wawancara baru saya berselang 12 hari dari jadwal semula karena memang slot wawancara di tanggal lainnya sudah penuh dan artinya saya hanya punya waktu 3 minggu sebelum keberangkatan saya sesuai tiket. Hal ini sempat membuat saya deg-degan karena informasi di website resmi Kedubes Jerman mereka membutuhkan waktu minimal 10 hari kerja untuk memprosesnya. Artinya, tidak cukup waktu untuk saya mengajukan banding jika visa saya ditolak dan saya kehilangan uang karena tiket promo tidak bisa direfund atau dialihkan tanggalnya.

Demi tidak mengulangi kesalahan saya terlambat datang, saya hadir di Kedubes satu jam sebelum jadwal wawancara. Secara singkat berikut proses wawancara untuk visa Jerman :

  1. Di depan Kedubes, ada petugas pengamanan yang akan mencek dokumen, terutama email konfirmasi wawancara dari Kedubes dan mencocokkan data di paspor.
  2. Tidak seperti yang saya baca, tas bisa dibawa masuk ke dalam kecuali handphone yang harus dititipkan
  3. Masuk ke ruang wawancara yang ada di lantai 2, petugas pengaman mencatat data dan mempersilakan duduk di ruang tunggu dan ruang di mana petugas wawancara berada ada di dalam satu lokasi. Jadi, kita bisa melihat dan mendengar pertanyaan petugas untuk tiap orang.
  4. Saya sendiri menunggu sekitar satu jam sebelum nama saya dipanggil.  Seingat saya ada 5 loket wawancara. Setiba di depan loket, petugas meminta dokumen dan mengeceknya sebelum memisahkan dokumen mana yang tidak perlu dilampirkan. Pertanyaan yang saya terima waktu itu hanya berapa hari akan menghabiskan waktu di Jerman. Itu saja. Simpel sekali kan. 

Selebihnya, petugas hanya mengecek lembaran bukti booking hotel. Setelah dokumen diterima, saya diminta menunggu sebentar saat petugas mengetikkan data di komputer sebelum diambil sidik jari. Proses wawancara sampai pengambilan sidik jari hanya berlangsung sekitar 15 menit sebelum petugas memberikan selembar kertas bukti bayar visa yang sudah ada cap yang mencantumkan jadwal pengambilan visa. Saya sendiri mendapat jadwal pengambilan 4 hari kerja setelah wawancara. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

5. Tepat empat hari setelah wawancara, saya tiba di Kedubes dan langsung diarahkan oleh petugas pengaman ke loket yang ada dibawah dimana orang-orang sudah berdiri antri sambal membawa lembaran kertas jadwal pengambilan. 

Dengan rasa deg-degan saya bergabung dalam antrian sambal berdoa visa dikabulkan. Saat giliran saya, petugas tidak bertanya apa-apa hanya meminta lembaran kertas jadwal pengambilan dan mencocokkan data dengan paspor dan langsung menyerahkan paspor saya. 

Dan, taraaaaa.......legaaaa rasanya saat melihat di paspor tercantum visa Jerman. Segala kekhawatiran, terutama kehilangan uang karena tiket hangus, seketika hilang. Saat mencek visa, saya mengetahui bahwa ternyata  hanya sehari setelah wawancara, visa dikabulkan meski memang jadwal pengambilannya 4 hari setelah wawancara. Artinya, proses verifikasi seluruh data untuk visa sungguh cepat.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jadi, percayalah, jika dokumen anda lengkap dan tujuan perjalanan anda jelas, Kedubes Jerman tidak akan mempersulit mendapatkan visa. Tidak ada yang perlu ditakutkan soal urusan visa lewat Kedubes Jerman ini. Jadi, ayo ke Jerman!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun