Mohon tunggu...
Imron Maulana
Imron Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Aktif sebagai pegiat literasi KOMPAK

Mahasiswa aktif di IAIN Madura

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Madrasah: Gerakan Transformasi Intelektual Islam Klasik

25 November 2019   09:30 Diperbarui: 25 November 2019   10:01 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ulama masyhur itu seperti: Syekh Abu Ishaq asy-Syirazi, seorang faqih Baghdad, Syekh Abu Nasr as-Sabbagh, Abu Abdullah al-Tabari, Abu Muhammad asy-Syirazi, Abu Qosim al-Lawi, at-Tibrizi, al-Qazwini, al-Fairuzabadi, Imam al-Haramain Abdul Ma'ali al-Juwani, dan sang imam besar yang berjuluk hujjatul Islam yakni Imam al-Ghazali.

Ulama-ulama ini adalah pemeluk setia ajaran teologi Sunni dan bermazhab Syafi'i. Usaha pembangunan madrasah tidak lepas dengan pengembalian nama baik ulama-ulama Sunni. Ini terjadi karena kondisi sosial politik pada masa pemerintahan Nizham al-Mulk.

Kondisi sosial politik masa itu masih sangat kental dengan keadaan penyebaran ajaran keagamaan oleh sekte tertentu. Posisi Nizhamiyah berada pada masa transisi dimana kaum Si'ah telah memporak-poranda keyakinan masyarakat di bawah pemerintahan Buwaih dan Fatimiyin.

Nizhamiyah hadir sebagai integrasi terhadap kebutuhan masyarakat yang telah di porak- poranda tersebut. Nizham al-Mulk yang berpaham Ahlus Sunnah, melalui madrasah ini sebagai lembaga untuk memberantas faham-faham atau kepercayaan yang telah ditanamkan oleh golongan syi'ah.

Madrasah Nizhamiyah didirikan sebagai pusat belajar teologi, khususnya mempelajari ajaran mazhab Syafi'i dan ilmu kalam Asy'ariyah. Selain itu penyediaan lapangan pekerjaan lain bagi kelompok Sunni dalam berpartisipasi menjalankan roda pemerintahan, khususnya bidang peradilan dan manajemen.

Semangat kegiatan intelektual di madrasah terus bergerak maju, terutama dalam mengembangkan kajian-kajian keagamaan, khususnya di bidang fiqih. Transformasi keilmuan pada masa madrasah tetap bertumpu pada kajian al-Qur'an. Hanya, disini bertambah ilmu kajian baru untuk menjelaskan dan memahami al-Qur'an yaitu ilmu tafsir dan hadis.

Selain itu mata pelajaran lain diajarkan di Madrasah seperti sastra Arab, sejarah Nabi Muhammad, dan berhitung. Semua mata pelajaran itu tentu tidak lepas dengan dasar ajarannya yang bersandar pada mazhab Syafi'i dan teologi Asya'ariyah.

Dapat ditarik benang merah bahwa motivasi pendirian madrasah oleh Nizham al-Mulk dikarenakan ada dorongan kepentingan agama, ekonomi, dan politik. Dimana berdirinya madrasah ini membawa babak baru terhadap pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi bagi negara untuk memenuhi tujuan sekterian dan indoktrinasi politik.

Dari perkembangan transformasi keilmuan ini gerakan madrasah dapat disimpulkan perkembangannya melingkar pada tiga aspek. Pertama, aspek transformasi, mata pelajaran di madrasah merupakan kelanjutan dari mata pelajaran yang telah terselenggara di masjid.

Kedua, aspek aliran agama, madrasah merupakan lembaga perjuangan aliran fiqih dan teologi Sunni, hal ini terlihat jelas dalam metode iqra' (ceramah) dan imla' (dikte) yang digunakan, dimana dua metode ini lebih merangsang siswa untuk menghafal bukan memahami.

Ketiga, aspek politik pemerintahan, keilmuan yang dikembangkan dalam madrasah lebih menjunjung pada suatu mazhab tertentu, sebut saja itu mazhab Syafi'i. Situasi demikian menandakan bahwa orientasi Sunni menjadi kecenderungan kuat ditengah-tengah kondisi sosial dan sejarah masa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun