Mohon tunggu...
Imas Siti Liawati
Imas Siti Liawati Mohon Tunggu... profesional -

Kunjungi karya saya lainnya di www.licasimira.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Bulan Motivasi RTC] Bekas Luka

24 Mei 2016   04:18 Diperbarui: 24 Mei 2016   04:19 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan tidak akan menimpakan cobaan di luar kemampuan manusia itu sendiri. Aku tersenyum tipis sembari meraih foto lalu mengeluarkannya dari pigura. Sudah saatnya diganti, bisikku dalam hati. Kuhela napas panjang sembari meletakkan pigura kembali ke tempatnya. Sedangkan foto kubuang ke tong sampah. Ah, yang lalu biarlah berlalu. Jadikan pelajaran.

Menyedihkan memang apa yang kualami beberapa bulan belakangan. Batal nikah, kecelakaan hingga cacat. Semua bertubi- tubi menghampiri hidupku. Aku jatuh dan terpuruk. Tapi Tuhan tidak pernah tidur. Perlahan aku berusaha bangkit menata hidupku. Tangis dan doa Ibu yang tiada henti di penghujung malam, Ayah yang senantiasa menemani dan memastikan aku mendapat perawatan terbaik juga perhatian dan kepedulian yang diberikan seluruh keluarga besar membuatku sadar memiliki mereka saja adalah keberuntungan yang tak ternilai harganya.

“Mbak, ayo keluar Mbak! Ibu hari ini masakin makanan kesukaan kamu loh.”

 Aku menoleh. Ibu berdiri di depan pintu dengan senyum tersungging di bibir.

Aku tersenyum dan mengangguk cepat. “Iya, Bu!” Kuraih tongkat yang kini menjadi teman sejatiku. Perlahan aku pun mulai melangkah.

Hidupku menjadi lebih baik. Satu hal yang kusyukuri dari berbagai cobaan yang menghampiri, membuat hubungan diantara keluarga semakin erat. Kini setiap hari, kami selalu menyempatkan makan bersama, hal yang dulu sangat jarang terjadi karena kesibukan masing- masing. Orang tuaku pun lebih banyak meluangkan waktu berkumpul dengan anak- anaknya. Bahkan kini akhir pekan selalu diisi dengan berpiknik bersama. Memang benar, selalu ada hikmah di balik peristiwa.

Tiba- tiba langkahku terhenti karena ayah memanggilku untuk bergabung di depan TV. “Mbak, lihat deh!” Seketika aku terkejut, terdiam membisu, tanpa suara. Layar televisi menampilkan tayangan beberapa wajah yang kukenal. Teramat kenal. Sepasang orang tua tengah menangis di depan UGD sebuah rumah sakit. Rumah sakit yang juga sangat aku kenali.

Mengaku kerap kali mengalami kekerasan seksual istri tega membunuh suaminya AE dengan pisau dapur.

Anggota Tim 10pm :

1. Imas Siti Liawati

2. Arie Eliand

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun