Mohon tunggu...
Imas Siti Liawati
Imas Siti Liawati Mohon Tunggu... profesional -

Kunjungi karya saya lainnya di www.licasimira.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Dilema

13 Mei 2016   11:05 Diperbarui: 13 Mei 2016   11:26 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menghela napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. Pusing sekali rasanya jika mengingat ucapan Ibu. Aku tahu niat beliau baik. Ingin agar nasib anak dan cucunya tidak terlantar. Tetapi entah mengapa terkadang aku merasa Ibu terlalu sibuk mengurusi kehidupanku. Aku memang anak Ibu, tetapi kini aku juga seorang istri dan seorang Ibu. Aku punya keluarga sendiri.

“Ibu itu kenapa sih rusuh banget?”gerutuku kemudian.

“Huss, nggak boleh bilang gitu, Dik! Ibu itu kan orangtua kita,” tegur Mas Hanif yang membuat wajahku bertekuk.

“Ya Ibu. Tapi harusnya nggak kayak gini juga. Aku beneran pusing tahu, Mas. Bilangnya sih pikirin lagi ucapan Ibu, tapi ngomongnya maksa. Seakan- akan aku durhaka kalau nggak nurutin kata- katanya.”

Nafasku tercekat. Sesak rasanya. Aku sering mendengar, Ibu juga membicarakan kehidupanku pada saudara yang lain. Ibu mengeluhkan sikap keras kepalaku yang masih saja bertahan untuk tidak bekerja. Padahal aku lulus dengan prestasi yang memuaskan. Sayang katanya jika tidak dipakai.

Ah, Ibu membuatku benar- benar seperti anak durhaka yang membantah ucapan orang tuanya.

Malu rasanya…

“Apa aku kerja aja ya, Mas?” celetukku tiba- tiba.

“Yakin?” Mas Hanif menatapku dengan dahi berkerut.

Bahuku mengendik. “Ya biar Ibu puas.”

Mas Hanif menggeleng. “Itu nggak baik. Niat kamu udah nggak bener,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun