“Aish, suka- suka lo lah. Gue cuma nggak mau lo jones!”
***
Tampang Rama yang lusuh membuat Lian mengernyit bingung. Apalagi sahabatnya itu muncul di malam minggu. Catat! Malam minggu!
“Kok lo kemari? Seingat gue ini malam minggu.”
Rama merengut. “Jadi gue nggak boleh kemari?”
“Ya nggak gitu. Tapi tumben!” Mengingat nyaris empat bulan Rama tak pernah ke rumahnya tiap malam minggu, wajarlah kalau Lian sedikit heran. “Biasanya kan lo ngapel cewek lo.”
Sesaat hening.
Rama tak menjawab, Lian menggeleng bingung.
“Sakit hati gue.”
Alis Lian bertaut. Rasa penasaran makin menggelitiknya. Tapi ia berusaha menahan diri untuk tidak berkomentar. Membiarkan Rama bercerita sendiri.
“Gue sayangnya tulus. Eh malah diselingkuhin.”