Mohon tunggu...
Imanuel  Tri
Imanuel Tri Mohon Tunggu... Guru - Membaca, merenungi, dan menghidupi dalam laku diri

di udara hanya angin yang tak berjejak kata. im.trisuyoto@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggagas Pembacaan Cerpen sebagai Sebuah Pertunjukan: Kenapa Tidak?

30 Juni 2020   07:56 Diperbarui: 30 Juni 2020   07:57 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini pertunjukan panggung sastra lebih didominasi oleh pembacaan puisi dan pementasan drama. Padahal selain puisi dan teks cerita (drama), ada Cerita Pendek (Cerpen) yang juga memiliki potensi untuk dipentaskan. Tidakkah ada pemikiran untuk mengangkat Cerpen dalam sebuah pertunjukan?

Cerpen Memiliki Daya Pikat

Jika puisi dan teks cerita (drama) dianggap memiliki daya pikat untuk dipertunjukkan, Cerpen sebenarnya juga tidak kalah daya pikatnya. Bukankah Cerpen memiliki unsur intrinsik seperti tema, tokoh, latar, plot, gaya bahasa, amanat, dan juga sudut pandang yang patut dipertunjukkan!

Nah, unsur-unsur itulah yang berpotensi digarap untuk bisa dijadikan sebagai sebuah pertunjukan menarik.

Tema sudah barang tentu harus dipilih dengan cermat berdasarkan pertimbangan seperti aktual, diminati khalayak, bernilai tinggi, dan sebagainya. Tema Cerpen untuk pertunjukan agaknya  perlu dipilih tema yang aktual dan dekat dengan kehidupan masyarakat (penonton).

Tentang tokoh dan penokohan perlu dipilih Cerpen yang menggunakan tokoh utama manusia dengan penokohan yang tegas. Karakter tokoh yang tegas akan mudah ditampilkan hingga menyedot perhatian penonton.

Untuk latar cerita, apapun latarnya tidak masalah asal penggarapannya tepat dalam pertunjukan. Demikian juga dengan plot atau alur cerita.

Untuk gaya bahasa, perlu dipilih Cerpen yang menggunakan gaya bahasa yang relatif mudah dipahami. Estetika bahasa tetap diperlukan. Namun, gaya bahasa yang terlalu sukar untuk dipahami umum akan ditinggalkan oleh penonton.

Sedangkan untuk amanat sesungguhnya sudah terkolaborasi dengan tema. Jadi, amanat yang dimaksudkan seharusnya pesan yang disampaikan secara tajam lewat kalimat dalam Cerpen.

Sudut pandang Cerpen ada bermacam-macam. Semuanya baik. Namun, sudut pandang orang pertama sebagai pelaku relatif lebih gampang untuk menarik perhatian penonton. Hal ini disebabkan, pembaca Cerpen akan hidup sebagai pelaku utama dalam cerita.

Jika unsur-unsur yang ada dalam Cerpen memenuhi persyaratan untuk sebuah pertunjukan, maka kita tinggal menyiapkan komponen yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan.

Komponen Pertunjukkan Pembacaan Cerpen

Ada beberapa komponen penting dalam sebuah pertunjukan membaca cerpen. Beberapa komponen berikut ini sebenarnya ada yang hanya sebagai pendukung. Namun, keberadaanya perlu diperhatikan sebab di dalam sebuah sistem tidak ada keberhasilan tanpa dukungan dari serangkaian sub-sistem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun