Mohon tunggu...
Imanuel  Tri
Imanuel Tri Mohon Tunggu... Guru - Membaca, merenungi, dan menghidupi dalam laku diri

di udara hanya angin yang tak berjejak kata. im.trisuyoto@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggagas Pembacaan Cerpen sebagai Sebuah Pertunjukan: Kenapa Tidak?

30 Juni 2020   07:56 Diperbarui: 30 Juni 2020   07:57 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut komponen yang perlu disiapkan dalam sebuah pertunjukan pembacaan Cerpen.

1. Pembaca Cerpen
Pembaca Cerpen, merupakan kunci utama keberhasilan dalam pertunjukan pembacaan cerpen. Dia adalah aktor tunggal dalam pertunjukkan.

Karena pembaca Cerpen merupakan kunci dan aktor tunggal, maka pembaca Cerpen harus memiliki beberapa keterampilan seperti teknik membaca, teknik olah vocal, mimik, gestur, penjiwaan, dan hal-hal yang lebih rinci berkaitan dengan kebahasaan serta seni pertunjukan.

Pembaca Cerpen harus mampu membacakan kalimat-kaimat narasi dengan irama dan ritme yang membangun terciptanya suasana. Demikian juga pada bagian dialog, pembaca cerpen harus mampu menjiwai dengan tepat serta mampu menghidupkan kalimat-kalimat dialog sesuai karakter tokoh.

Idealnya seorang pembaca Cerpen memiliki karakter suara dan warna suara sejumlah tokoh plus satu. Jika dalam Cerpen terdapat 4 tokoh yang berdialog maka pembaca Cerpen idealnya punya 5 wara suara. Empat suara berbeda untuk 4 tokoh dan satu suara untuk narasi.

Bagaimana dengan kostum pembaca cerpen? Karena pembaca cerpen sebenarnya adalah dalang cerita, maka kostum pembaca cerpen tidak perlu menyesuaikan dengan tokoh atau salah satu tokoh cerita. Pembaca cerpen boleh saja berkostum ala pembaca itu sendiri. Dengan begitu, si pembaca sekaligus akan menunjukkan identitas sang pembaca. 

Sekalipun begitu, kostum pembaca tetap harus dipikirkan sehingga tidak terkesan asal-asalan. 

Lantas, bagaimana dengan muke up? Kalau suka ber-make up boleh saja tetapi make up memiliki kedudukan yang relatif sama dengan kostum yakni bukan hal utama. Justru kalau salah ber-make up, bisa-bisa dikira penonton pertunukkan badut!

Sebagai catatan penting bahwa dalam pertunjukan ini, pembaca harus mempertahankan sebagai pembaca bukan pemain monolog, juga bukan bermain teatrikal.

2. Panggung
Panggung pertunjukan sebaiknya ada! Bukan masalah tinggi panggung atau bentuk dan warna panggung. Panggung merupakan penanda sebagi pusat pandangan audien. Jadi panggung perlu ada. 

Ukuran panggung sebaiknya disesuaikan dengan jumlah audien yang diperkirakan hadir pada pertunjukan. Demikian juga tinggi rendahnya panggung. Selain itu panggung sebagi tempat pembacaan Cerpen perlu dirancang simpel tetapi dengan arstistik tinggi serta menyiratkan pesan yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun