Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Pak Prabowo, Ini Food Estate Versi Kami Orang Timor

24 Januari 2025   18:42 Diperbarui: 24 Januari 2025   18:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi Raka dilantik pada 20 Oktober 2024 dan akan memasuki masa kerja 100 hari.

Sejak menjadi presiden, Prabowo menggaungkan program-program kerjanya berupa program prioritas dan program hasil terbaik cepat. Salah satu program tersebut adalah swasembada pangan.

Presidenri.go.id memberitakan komitmen Prabowo untuk Indonesia swasembada pangan. Kata Prabowo, "Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya".

Salah satu daerah sasaran Prabowo untuk swasembada pangan adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan potensi 4 juta hektar lahan pertanian, menurut antaranews.com. Swasembada pangan diwujudkan melalui food estate alias lumbung pangan yang dilanjutkan Prabowo dari Jokowi.

Menurut Buku Pintar Pengembangan Food Estate yang dikutip Kompas.com, food estate adalah program usaha budidaya tanaman berakala luas lebih dari 25 hektar dengan konsep pertanian modern.

Pada era Jokowi, food estate di NTT ada di Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Belu dengan tanaman utama berupa jagung serta padi.

Selama kepemimpinan 5 tahun ke depan, Prabowo pasti akan membangun food estate di berbagai daerah dengan sistem pertanian modern. Selain food estate modern, Prabowo harus memperhatikan juga "food estate" tradisional yang selama ini dipraktekan di daerah-daerah.

Lumbung pangan ala tradisional berupa ladang-ladang pertanian yang diolah dan ditanami secara tradisional dengan aneka tanaman pangan. Lumbung pangan tersebut juga berupa bangunan lumbung yang sebenarnya atau suatu rumah sebagai tempat menyimpan hasil panen.

Di Timor, sebagian besar dari kami sebagai penduduk di pedesaan adalah petani tradisional. Kami mengolah lahan dan menanam secara tradisional dengan memanfaatkan curah hujan yang berlangsung cuma beberapa bulan.

Pada bulan Juli-Oktober kami biasanya mulai membersihkan lahan dan pekarangan rumah dari semak secara manual dengan parang. Setelah itu semak yang kering dibakar dan arang sisa pembakaran menjadi pupuk organik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun