Masyarakat Indonesia dalam komunikasi sehari-hari sering menggunakan Bahasa Indonesia dan juga bahasa daerahnya. Penggunaan dua bahasa ini menyebabkan adanya penyerapan Bahasa Indonesia ke bahasa daerah atau sebaliknya.
Penyerapan Bahasa seperti yang terjadi dalam sejumlah kosa kata Bahasa Indonesia ke Bahasa Dawan dengan berbagai perubahan. Bahasa Dawan disebut juga Uab Meto merupakan salah satu bahasa daerah dengan beberapa dialek di Timor, Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan data yang saya himpun terdapat sejumlah kosa kata Bahasa Indonesia yang diserap ke Bahasa Dawan. Fokus saya pada kosa kata serapan yang mengalami perubahan. Kata-kata tersebut saya identifikasi dari komunikasi sehari-hari dengan Bahasa Dawan dalam dialek Amanuban di Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Penyerapan Bahasa tersebut kebanyakan berkaitan dengan nama barang/benda dan profesi. Kosa kata serapan yakni jergen --> lelken, konjak  --> konlak, ladio  --> lalio,   desa  --> lesa, aruda  --> alula,            dokter  --> loktel, karet  --> kalet,           guru  --> kulu, gizi  --> kisi,             pamong  --> pamon, kutang  --> kutan,   tukang --> tukan, bola --> bol, meja --> me,  sekolah  --> skol, tacu --> tasu, poci --> posi, dan guci --> kusi.
Dari data-data tersebut terlihat beberapa perubahan kata serapan. Pertama, perubahan konsonan j menjadi l. Contohnya, jergen  --> lelken, konjak --> konlak.
Kedua, perubahan konsonan d menjadi l. Contohnya, dokter --> loktel, radio --> lalio, bidan --> bilan, desa --> lesa, dan aruda --> alula.
Ketiga, perubahan konsonan r menjadi l. Contohnya, surat --> surat, mantri --> mantli, kantor --> kantol, karet --> kalet, motor --> motor dan terpal --> telpal.
Keempat, perubahan konsonan g menjadi k. Contohnya, guru --> kulu, gizi --> kisi, gula-gula  --> kula-kula, segitiga  --> sekitika dan gelas --> klas.
Kelima, perubahan konsonan c menjadi s. Contohnya, tacu --> tasu, guci --> kusi, poci --> posi, calon --> salon dan Cina  --> Sinas.
Keenam, pelenyapan konsonan g di akhir kata. Contohnya, pamong --> pamon, seng --> sen, kutang --> kutan, tukang --> tukan, obeng --> oben,  embung --> embun dan tang --> tan.
Ketujuh, pelenyapan suku kata atau beberapa huruf di akhir kata. Contohnya, meja --> me, bola --> bol, kaos --> ko, sekolah  --> skol,  keler -->kel dan pegawai  --> pekau.
Penyerapan sejumlah kosa kata Bahasa Indonesia terjadi karena tidak adanya padanan kata tersebut dalam Bahasa Dawan. Perubahan-perubahannya sebagai penyesuaian terhadap Bahasa Dawan yang di dalamnya tidak ada konsonan c, d, g dan r. Konsonan yang berubah dalam kata serapan memiliki kedekatan bunyi pengucapan dengan konsonan asli dalam Bahasa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H