Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makan Bergizi Gratis di Sekolah, Makan Apa Adanya di Rumah

8 Januari 2025   18:53 Diperbarui: 9 Januari 2025   15:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepiring nasi tanpa lauk dan sayur. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Di daerah seperti NTT dengan angka kemiskinan dan stunting tertinggi, makan bergizi gratis harus lebih banyak. Misalnya makan siangnya untuk semua siswa dalam sebuah sekolah namun ada makan pagi juga khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin atau yang mengalami masalah gizi.

Pemberian makan bergizi yang lebih bagi anak-anak miskin atau stunting dapat membantu mereka tumbuh sehat seperti anak-anak dari keluarga mampu.

Pemenuhan asupan gizi sebaiknya tidak hanya melalui pemberian makan bergizi namun juga secara holistik melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin. Melalui pemberdayaan ekonomi, orang miskin dapat memiliki kemampuan ekonomi untuk membeli makanan -makanan bergizi.

Selain itu edukasi-edukasi kepada masyarakat tentang gizi harus dilakukan secara masif oleh berbagai stakeholder. Kurangnya asupan gizi anak-anak diakibatkan juga oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi.

Persoalan gizi juga dapat diatasi melalui penguatan pertanian dan peternakan di masyarakat untuk swasembada pangan bergizi. Bila sebuah keluarga menanam sayuran di pekarangan rumah dan memelihara ayam atau ikan, mereka dapat menghasilkan sendiri makanan bergizi tanpa harus mengeluarkan uang untuk beli.

Beberapa tahun lalu di daerah kami Kabupaten Timor Tengah Selatan, Food and Agriculture Organization (FAO) memberikan bantuan kepada masyarakat berupa paket beras dan minyak goreng dengan syarat harus menanam sayuran di pekarangan rumah. Masyarakat ramai-ramai menanam sayur dan hasil panennya untuk konsumsi keluarga serta dijual. 

Pada tahun lalu ada program peternakan ayam petelur di desa-desa oleh kelompok-kelompok tani. Telur tersedia dengan harga yang terjangkau masyarakat desa. Mereka lebih mudah membeli telur untuk makan.

Sayangnya program pertanian dan peternakan tersebut tidak berlangsung lama. Pertanian dan peternakan seperti ini hendaknya mendapat perhatian serius dari pemerintah dalam rangka mendukung pemenuhan gizi masyarakat.

Catatan terakhir, pemerintah hanya menyediakan makan bergizi gratis bagi anak-anak untuk makan siang di sekolah. Orang tua harus menyediakan makan bergizi  untuk makan pagi dan makan malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun