Gereja Kota Kupang terletak di Jalan Soekarno. Pagar besinya yang sederhana terlihat ceria dengan cat putih. Di balik pagar besi papan nama gereja berdiri di sisi kanan dekat sebuah pohon.
Gerbang gereja sudah terbuka lebar menanti kedatangan saya untuk pertama kalinya. Rasanya gugup menapakan kaki di halaman gereja berlantai semen dan paving.
Gereja nan tua dan mungil ini pintunya terbuka lebar namun saya masih terpana memandangnya. Atap bangunan dari depan terlihat seperti kerucut dengan tiga bidang atap.
Dari gedung utama terdapat sambungan emper dengan konstruksi atap yang ujungnya mengerucut. Di atas emper tersebut terdapat konstruksi besi dengan tiga salib.
Suasana masih sepi, belum banyak orang yang datang untuk mengikuti ibadah. Saya bergegas masuk ke emper dan duduk sejenak.
Bangku-bangku kayu yang panjang tersusun dua baris di sebelah kiri dan kanan. Ada pengeras suara dan tv monitor agar jemaat bisa mengikuti proses ibadah yang di dalam gedung utama.
Orang mulai berdatangan ke gereja, saya pun terus masuk ke gedung utama. Wouw, serasa memasuki lorong waktu dan muncul di ratusan tahun lalu.
Interior nan klasik, tidak seperti gereja pada umumnya yang saya datangi. Beberapa pasang tiang penopang berdiri di dalam gedung dengan jarak presisi.
Plafon terlihat seperti petak-petak dengan strip hitam. Bahannya mirip plywood sehingga mengkilap dan memantulkan cahaya.
Jendela-jendela kaca lebih tinggi dari posisi duduk sehingga tidak bisa melihat ke luar. Bentuk jendela mengerucut di bagian ujungnya.