Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lencu, Penyeka Wajah dan Tanda Cinta

30 September 2023   19:03 Diperbarui: 1 Oktober 2023   01:40 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret sehelai sapu tangan atau lenso/lencu berwarna merah muda. (Dokumentasi Imanuel Lopis.)

Hingga kini dalam tradisi peminangan di Timor, orang masih menggunakan lencu buatan tangan sebagai bagian dari seserahan. Di pasar-pasar tradisional masih ada pengrajin yang menjual lencu secara eceran maupun paket. Ada juga lencu pabrikan yang tersedia di pasaran juga.

Mengutip Historia.id, menurut Stephie Kleden Beetz dalam Riwayat Sapu Tangan, Kancing Baju, Kipas dan Payung, sapu tangan muncul dari dunia timur atau Orient. Sapu tangan berawal dari para raja, sultan dan bangsawan Orient pada zaman dahulu yang memakai sehelai kain untuk menutupi kepala. Kalau tidak memakainya, mereka selipkan kain tersebut di pinggang.

Para pelaut kemudian memperkenalkan sapu tangan di Italia dan Prancis hingga menyebar ke negara lain. Sapu tangan lalu menjadi mode di Inggris. Mereka memakainya dengan memegang-megang di tangan, sesekali menyeka hidung dan dahi. 

Lencu sebagai tanda cinta dugaannya berawal dari drama tragedi Othello gubahan William Shakespeare dengan sapu tangan sebagai simbol dominan dalam drama tersebut.

Di Timor, lencu memiliki fungsi unik sebagai pembungkus uang oleh ibu-ibu di kampung. Mereka melipat uang kertas sekitar empat lipatan dan menaruhnya dalam lencu kemudian mengikat ujung lencu dalam satu simpul. Setelah itu baru memasukkan bungkusan uang dalam saku baju, tas atau dompet 

Ada yang setelah membungkus uang dengan lencu kemudian memasukkannya dalam dompet. Dompet tersebut kemudian dia masukan lagi dalam tas jinjing yang lebih besar. 

Membungkus uang dengan lencu seperti itu agar lebih aman dari copet atau tidak tercecer. Saat akan mengambil uang untuk membayar belanja atau angkutan, sang pemilik uang harus membongkar penyimpanan uang yang berlapis tersebut.

Bagaimana dengan eksistensi lencu di masa kini? 

Masih terlihat bapak-bapak paruh baya yang membawa lencu di saku celana dan menggunakannya. Ibu-ibu di pedesaan juga masih menggunakan lencu untuk membungkus uang atau menyeka wajah.

Sementara itu ibu-ibu atau kaum perempuan pada umumnya di perkotaan lebih memilih untuk memakai tisu sebagai penyeka wajah. Mereka tidak lagi memegang sehelai lencu namun sebungkus tisu sekali pakai. Tisu selalu tersedia dalam tas jinjing mereka.

Soal tanda cinta, lencu sepertinya tidak lagi menjadi tanda cinta dalam pacaran di kalangan anak muda. Namun lencu masih menjadi tanda cinta dalam seserahan peminangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun