Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Dari Toko Kelontong dan Pasar Inpres Beralih ke Swalayan

9 Agustus 2023   08:35 Diperbarui: 9 Agustus 2023   08:44 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret pertokoan di sisi jalan Diponegoro Kota Soe, NTT. Gambar: tangkapan layar ponsel dari Google Street View.

Bangunan kedua swalayan berupa gedung besar berlantai dua dengan jejeran jendela kaca nan besar, tertutup, luas dan full AC. Dagangan dalam swalayan tertata rapi per item di tiap rak. Tanpa pramuniaga dan pembeli mengambil sendiri kemudian membayar di kasir dengan scan belanjaan. Para karyawan swalayan berpakaian rapi dan seragam.

Saya sering nongkrong di kawasan pertokoan ini dan mengamati suasana hiruk pikuk kota. Dalam pengamatan saya, pengunjung swalayan selalu ramai. Datang, belanja dan pergi, seolah tak ada putus-putusnya.

Tak jauh dari Wijaya dan Mubatar tersebut terdapat Suba Suka fashion store dengan konsep  swalayan pula. Bangunannya luas dengan aneka fashion yang tersusun rapi dalam deretan keranjang.

Toko fashion ini juga sangat ramai dengan para pengunjung khususnya ibu-ibu dan cewek-cewek. Daya tariknya adalah harga murah meriah, diskon dan ketersediaan pakaian yang banyak serta variatif.

Pemandangan kontras dengan toko-toko kelontong yang ada di sekitar swalayan.  Pengunjung toko kelontong tidak seberapa bahkan sepi sehingga pelayannya hanya bersantai.

Sewaktu beranjak ke Pasar Inpres Soe, saya lihat lapak-lapak pedagang pakaian lumayan sepi. Toko-toko pakaian di sekitar pasar juga tampak sepi. Kios-kios sembako juga sedikit pembeli, hanya area lapak sayuran yang ramai.

Pasar Inpres Soe merupakan satu-satunya pasar tradisional terbesar yang selama ini menjadi pusat jual beli di Kota Soe dan sekitarnya. Di dalam pasar terdapat area untuk kios sembako, area lapak sayuran, daging dan ikan, pakaian, perkakas, dll.

Bangunan tempat jualan ada yang representatif, bangunan darurat atau hanya lapak ala kadarnya. Akses jalan dalam pasar sebagian besar sudah rusak, hanya sebagian yang berpaving. Para pedagang kerap berjubel di jalan-jalan dalam pasar sehingga membuat macet.

Pemandangan di toko konvensional dan pasar tradisional ini sangatlah kontras dengan toko swalayan dalam berbagai aspek. Hal ini rupanya membuat perilaku sebagian masyarakat dalam berbelanja mulai berubah. 

Dahulu berbelanja di toko konvensional atau pasar tradisonal, sekarang beralih perlahan ke toko swalayan yang modern dan kekinian.
Secara fisik, toko swalayan lebih luas, rapi dan nyaman dari toko konvensional atau pasar tradisional. Harga barang juga sedikit lebih murah.

Berbelanja di swalayan juga tidak hanya soal harga namun juga soal gaya hidup dan prestise. Lebih prestisius dan keren berbelanja di swalayan daripada tempat yang konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun