Koa sering menjadi ekspresi dari perasaan seseorang. Tidak semua perasaan terluapkan dengan koa, hanya perasaan tertentu seperti senang, seru dan semangat.
Sewaktu kunjungan Jokowi ke Pasar Inpres Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan pada 2022 lalu, ribuan warga menyambut dengan koa. Sejak pagi masyarakat sudah memadati kawasan pasar.Â
Begitu Presiden datang dan melambaikan tangan, warga khususnya laki-laki spontan koa serentak dengan kencang seperti dalam lampiran video di atas. Teriakan koa tersebut sebagai ekspresi sukacita warga atas kedatangan Presiden Jokowi.
Luapan kegembiraan dengan koa juga saat orang berselebrasi atas kemenangan dalam pertandingan olahraga, pesta demokrasi, dll.Â
Misalnya dalam video amatir terlampir, sekelompok masyarakat di Timor mengarak jagoan mereka yang menang Pilkades sambil koa.
Saat menari di pesta atau suatu momen sering juga orang koa sebagai ekspresi kesenangan. Tarian tradisional seperti bonet dan tari maekat selalu penuh dengan teriakan koa penari maupun penonton.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, saat seseorang mengobrol dengan orang lain juga sering tertawa dan koa. Sesuatu yang lucu membuat mereka tertawa lalu di akhir tawa berteriak koa.
Koa juga menjadi ekspresi keseruan dalam pertandingan olahraga atau sesuatu yang seru seperti panjat pinang, dll. Ketika ada pertandingan olahraga antar kampung seperti voli atau sepak bola para penonton selalu riuh dengan koa.
Video amatir terlampir ini adalah gambaran tentang koa atau teriakan khas para lelaki saat menonton panjat pinang. Koa juga terdengar ramai saat orang menonton pertandingan olahraga di televisi seperti sepak bola, tinju, MotoGP, dsb.
Teriakan koa dalam tarian tradisional dan lagu daerah pun menjadi penyemangat bagi orang yang menari atau mendengar lagu tersebut. Pada saat berburu hewan, para lelaki yang berburu juga selalu koa. Teriakan para pemburu tersebut memberi semangat bagi mereka dan anjing pemburu.
Koa sebagai komunikasiÂ