Dalam pelajaran di sekolah khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah ada materi yang berkaitan dengan EYD. Semoga melalui pelajaran tersebut para siswa bisa tahu tentang EYD dan menggunakannya dalam menulis.
Para guru mata pelajaran selain Bahasa Indonesia juga wajib mengajarkan beberapa poin EYD kepada siswa. Misalnya saat guru Pendidikan Kewarganegaraan menemukan siswa menulis nama agama tanpa huruf kapital di awal, sang guru wajib memberitahukannya cara penulisan yang benar.
Kedua, rajin membaca. Salah satu cara untuk menulis secara baik dan benar adalah membaca langsung EYD. Selain itu dengan rajin membaca buku atau membaca secara online artikel-artikel yang kualitas penulisannya bagus.
Membaca berbagai referensi akan menambah wawasan tentang tata penulisan huruf, kata, kalimat, tanda baca dan sebagainya.
Ketiga, membedakan tulisan informal dengan tulisan formal. Tulisan di akun media sosial pribadi merupakan tulisan yang informal sehingga tidak menuntut pemakaian EYD.
Ketika menulis yang formal seperti, surat undangan, artikel berita, soal penilaian semester sekolah atau lembar jawaban ujian, haruslah memperhatikan EYD.
Jangan sampai kebiasaan penulis di media sosial terbawa-bawa saat menulis sebuah surat atau lembaran resmi sehingga mengabaikan tata penulisan.
Keempat, mengedit tulisan setelah mengetiknya. Salah satu penyebab sebuah tulisan tidak sesuai tata ejaan karena adanya kesalahan teknis pengetikan. Misalnya saat mengetik nama orang atau tempat, sang pengetik lupa menekan tombol shift sehingga huruf awalnya tidak kapital.
Cara mengatasi kesalahan teknis seperti itu adalah melihat kembali tulisan sehingga kalau ada kesalahan penulisan bisa memperbaikinya.
Semoga ulasan ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus belajar menggunakan EYD dalam menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H