Cara pemakaian selimut dan ikat pinggang tergantung dari kebiasaan seseorang dan perlengkapan yang dia miliki.
Pakaian untuk badan biasanya kemeja lengan pendek atau panjang. Pada momen tertentu seperti pernikahan atau pertunjukan, laki-laki juga mengenakan koalaba.
Cara memakai koalaba yakni melipat sebuah selimut tenunan sehingga ukuran lebarnya menjadi lebih kecil sekitar 20 centimeter. Menaruh selimut tersebut ke punggung sementara kedua ujung selimut masuk ke bagian bawah kedua ketiak. Melingkar dari depan ketiak dan ke atas pundak lalu kedua ujung selimut menyilang di punggung.
Setelah itu tinggal memakai alu (tas) dengan cara salempangkannya dari salah satu bahu ke sisi pinggang sebelahnya.
Kemudian memakai pilu sebagai mahkota di kepala. Ketika memakai pilu dengan tiga tanduk, satu tanduk di bagian depan sedangkan dua tanduk di belakang. Namun ada juga yang memakai pilu dengan dua tanduk di depan dan satu tanduk di belakang. Jika pilu hanya satu tanduk segitiga, bagian tanduk tersebut juga harus di bagian depan.
Model pilu lainnya yaitu hanya mengikatkan selendang tenunan sedemikian rupa sehingga melingkari kepala.
Pakaian adat untuk perempuan
Pakaian adat Atoin Meto untuk perempuan seperti tais (sarung tenunan), kebaya, buat (konde), mau ana (selendang) dan oko (anyaman jinjing).
Tais merupakan kain sarung tenunan yang melingkar sebagai sarung kurung dan menjadi pakaian bagian bawah.
Para perempuan memakai sarung dengan memasukan badan ke dalamnya lalu menyesuaikan panjangnya dari pinggang. Milipit-lipit lebar sarung untuk menyesuaikan dengan ukuran pinggang lalu melipat ujung lipatan sarung sisi kiri atau kanan untuk menguatkan sarung.