Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Uim Hun", Rumah Tradisional nan Adem Kini Tinggal Kenangan

7 Mei 2023   19:33 Diperbarui: 9 Mei 2023   07:06 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiang untuk rumah "uim hun". Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Rumah tradisionalnya Atoin Meto (orang Timor) di Nusa Tenggara Timur dalam berbagai referensi dan penelitian kebanyakan tentang ume kbubu dan lopo. 

Ume kbubu (rumah bulat) bagian bawah berbentuk bulat/lingkaran, beratap rumput alang-alang dari tanah sampai puncak atap semakin mengerucut. Sementara lopo bentuknya mirip seperti ume kbubu namun atapnya tidak sampai ke tanah dan tanpa dinding.

Sebenarnya selain ume kbubu dan lopo ada satu lagi rumah tradisional di Timor yaitu uim hun. Nama uim hun artinya rumah rumput. Atap rumah menggunakan rumput alang-alang. 

Ada juga yang menyebut uim hun sebagai ume naek (rumah besar) karena ukurannya lebih besar dari rumah untuk dapur di belakangnya. Uim hun berfungsi sebagai tempat tinggal pemiliknya.

Sekilas melihat uim hun dari luar, tiangnya tertancap langsung ke tanah tanpa pondasi, berdinding bambu atau bebak (pelepah gewang) dan beratap rumput alang-alang. Atap uim hun bertipe hip roof . Dalam Bahasa Dawan, tipe atap seperti ini merupakan tipe oe ha (empat air) karena aliran air dari atap mengalir ke empat arah.

Uim hun biasanya hanya memiliki tiga atau empat ruang. Satu ruang tamu, satu ruang makan dan dua atau satu kamar tidur. Lantainya hanya tanah namun ada yang berlantai semen. Pembagian kamar atau ruangan lain mengikuti saja posisi tiang yang ada 

Tiang untuk rumah
Tiang untuk rumah "uim hun". Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.
Uim hun memiliki dua belas tiang (ni). Empat tiang di depan, empat tiang tepat di garis tengah yang membelah dua ukuran panjang rumah dan empat tiang lainnya di belakang. Tiang rumah dari kayu yang kuat seperti akasia dengan diameter antara 15-20 cm. Tiang-tiang rumah berdiri secara presisi dalam tiga baris, sejajar dengan tiang lain di samping, belakang atau depan.

Dalamnya lubang untuk tiang di kisaran 60 cm. Saat menggali lubang untuk tiang, orang kadang harus rebahan di tanah untuk mengeluarkan tanah galian dari dalam lubang. Dalamnya lubang bisa lebih dari jangkauan tangan sehingga harus menggunakan semacam gayung kecil untuk mengeluarkan tanah.

Keduabelas tiang dalam tiga baris ini terhubung dengan dengan kayu melintang (nonof) di atasnya. Di atas dua tiang yang ada di posisi tengah kemudian berdirilah dua tiang kuda-kuda (pauf) untuk konstruksi atap rumah. Bagian atas kedua tiang kuda-kuda terhubung dengan kayu panjang sebagai bubungan (nono nafo).

Dari tiang di depan, belakang dan samping tiang kuda-kuda kemudian ada kayu panjang yang melintang ke atas tiang kuda-kuda sehingga membentuk kuda-kuda atap. Sementara dari tiang di sudut-sudut kemudian melintang kayu panjang ke ujung bubungan, membentuk rangka hip roof atau empat sisi atap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun