Keenam, stigma suanggi. Adanya seorang atau beberapa orang di suatu tempat yang menggunakan suanggi membuat orang lain memberi stigma untuk daerah tersebut sebagai daerah suanggi.Â
Stigma "daerah suanggi" bisa untuk satu kampung kecil, desa, kecamatan, kabupaten atau pulau. Tidak hanya daerahnya saja, penduduk di daerah tersebut juga kerap mendapat stigma sebagai tukang suanggi.
Stigma suanggi membuat orang berhati-hati ke tempat tersebut atau dalam berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari tempat tersebut. Â Â
Ketujuh, gosip tukang suanggi. Dalam gosip-gosip kampung sering membahas tentang orang yang menggunakan suanggi atau tukang suanggi.Â
Entah benar atau tidak orang itu menggunakan ilmu hitam namun orang lain sudah memberinya label sebagai tukang suanggi. Melalui gosip dari mulut ke mulut, warga sekampung bisa tahu tentang orang yang merupakan tukang suanggi sehingga waspada dalam menghadapinya.
Ada orang yang mengaku heran dan bingung karena warga sekampung menganggapnya tukang suanggi sementara dia tidak menggunakan suanggi. Namun apa daya, gosip tentang tukang suanggi sudah terlanjur berhembus.
Kedelapan, suanggi antara ada dan tiada. Suanggi yang merupakan ilmu hitam memang benar-benar ada namun tidak semua hal adalah suanggi atau karena suanggi.
Konsep dalam pikiran tentang suanggi membuat seseorang ketika menghadapi sesuatu menganggapnya sebagai suanggi. Misalnya, walaupun penyakit muntaber karena bakteri namun akibat di dalam pikiran seseorang cuma ada pemahaman tentang suanggi, dia menganggap muntaber terjadi karena suanggi.
Contoh lain misalnya, anjing biasanya suka buang kotoran di rerumputan yang pendek. Hal yang wajar ketika anjing membuang kotoran di depan rumah karena adanya rumput. Namun bagi orang yang berpikiran tentang suanggi, kotoran anjing tersebut merupakan suanggi.
Suanggi kadang tidak ada namun pikiran sendiri yang mengada-adakannya. Takut dan konyol dengan pikiran sendiri tentang suanggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H